Racun ini tidak ditanamkan oleh Putroe sendiri, tapi justru oleh neneknya.
Maksud dari sang nenek adalah untuk mengantisipasi terjadinya pemerkosaan terhadap cucunya saat masa-masa perang.
Hingga pada akhirnya Putroe Neng kembali menikah untuk yang ke-100 kalinya dengan Syeikh Syiah Hudam.
Lelaki ini akhirnya bisa menarik racun yang ada dalam tubuh istrinya dengan cara memasukkan racun itu ke dalam sebuah bambu dan dipotong menjadi dua bagian.
Satu bagian dibuang di laut, sedangkan lainnya dibuang ke gunung.
Sayangnya, meski racun sudah tak lagi bersemayam di tubuh Putroe, pasangan ini sama sekali tidak dikaruniai keturunan.
Dalam buku yang sama, kisah Putroe Neng menikah hingga 100 kali ternyata hanyalah mitos.
Pengamat budaya Aceh, Syamsuddin Jalil mengatakan bahwa kisah Putroe Neng bersuami 100 tidak lah benar.
"Tapi itu sebagai gambaran saja bahwa Putroe Neng sudah mengalahkan 100 pria di medan pertempuran," kata Syamsuddin Jalil dilansir dari Bangka Pos.
(*)
Artikel ini telah tayang di Nakita dengan judul, 99 Suaminya Selalu Meregang Nyawa Saat Malam Pertama karena Kemaluan Sang Istri 'Beracun', Begini Kisah Perempuan Asal Aceh yang Menikah 100 Kali