Faustina Setti adalah wanita setengah baya yang belum menikah dan ia sedang mencari seorang suami.
Selama kunjungannya, Cianciulli mengatakan kepadanya bahwa ada pasangan yang cocok untuknya di Pola (Kroasia modern) tetapi Cianciulli menyuruhnya untuk tidak memberi tahu siapa pun tentang hal itu.
Setti juga disuruh untuk menulis surat dan kartu pos yang dapat dikirim kepada kerabat dan temannya setelah dirinya sampai di Pola.
Pada hari keberangkatannya, Setti datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Cianciulli.
Cianciulli memberikan minuman anggur yang membuat Setti pingsan.
Tak lama, ia langsung membunuhnya dengan kapak, menarik tubuhnya ke dalam lemari, dan memotongnya menjadi sembilan bagian.
Cianciulli juga mengumpulkan darahnya ke sebuah baskom.
Setelah ditangkap, Cianciulli mengatakan kepada pihak berwenang mengenai sisa-sisa tubuh Setti.
Ia mengatakan bahwa dia memasukan potongan tubuh ke dalam panci, menambahkan tujuh kilo kaustik, dan mengaduknya sampai campuran tersebut berubah menjadi bubur yang kental dan gelap.
Kemudian, ia menuangkan ke beberapa ember dan membuangnya ke tangki septik terdekat.
Darah yang berada di baskom dibiarkannya hingga mengental sebelum di campurkan dengan tepung, gula, coklat, susu, telur, dan margarin untuk membuat kue.