Para ilmuwan bahkan menyatakan jika JF1 menghantam daerah berpenduduk, maka dalam waktu singkat kota tersebut akan lenyap.
Baca Juga: Niat Hati Jemput Teman, Model Cantik Ini Malah Tewas Terbakar Saat Kecelakaan
Asteroid itu akan menimbulkan korban jutaan jiwa manusia.
Yang lebih mengerikan meski asteroid itu jatuh di bagian paling jauh di Samudra Pasifik, hal tersebut tetap akan menimbulkan bencana besar.
Bencana besar yang mengintai adalah tsunami yang menghantam daratan dan ancaman 'musim dingin nuklir' yang berdampak pada kehidupan di Bumi.
Besarnya dampak yang ditimbulkan membuat para peneliti menaruh perhatian khsusus pada pergerakan asteroid itu.
Mereka dengan cermat memantau melalui sistem pemantauan dekat-Bumi, Sentry.
"Sentry adalah sistem pemantauan tabrakan yang sangat otomatis yang terus-menerus memindai katalog asteroid terbaru untuk memperrkirakan kemungkinan dampaknya di masa depan dengan Bumi selama 100 tahun ke depan." ujar pihak NASA.
NASA meyakini ada atu dari 3800 kemungkinan asteroid itu akan menghantam bumi.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ini Alasan Mengapa Kapal Pesiar Hampir Selalu Berwarna Putih
Para ilmuwan sendiri memprediksi jika asteroid itu akan menghantam bumi pada 6 Mei 2022.