Lalu, batu-batu berukuran kecil hingga besar berjatuhan ke permukiman warga.
"Pada jatuh ke bawah, ada yang terbang dan lainnya."
"Akhirnya masuk ke rumah, madrasah, kena pepohonan, ke jalan, dan lainnya," ujar Dodi kepada Tribun Jabar, di kediamannya, di Kampung Cihandeleum RT.09/05, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Rabu (9/10/2019).
Menurutnya, pada saat bebatuan jatuh itu seperti tidak kelihatan berupa batu-batu.
Tetapi mulanya berupa asap begitu pekat yang terjadi. Saat itu, di dalam rumah istrinya tengah melaksanakan salat.
"Suaranya begitu gemuruh dan dahsyat. Suaranya brak, seperti tembakan."
"Dengan kecepatan cepat. Saya sudah diluar, lalu memanggil masyarakat sambil menjerit-jerit memberitahu," katanya.
Dodi menuturkan selain rumah hancur, benda-benda yang berada didalam rumahnya juga rusak parah.
Semisal kulkas, laptop, printer, seluruh barang peralatan dapur, pakaian, handycam, kamera digital, lemari, dan lainnya.
"Ini rumah rusak berat, enggak bakalan bisa disambung karena hancur."