Jatuh cinta memang mujarab dalam melambungkan harapan dan perasaan, tetapi jangan sampai dibutakan oleh cinta.
Baca Juga: Nana Mirdad Kegirangan Bisa Foto Bareng Brad Pitt, Sosok Andrew White Malah Jadi Sorotan Para Fans
Begitulah pesan psikolog sekaligus pendiri yayasan Pulih, yayasan yang aktif membantu korban kekerasan, Livia Iskandar, di acara peluncuran kampanye #mulaibicara dan #talkaboutit yang dilaksanakan oleh Magdalene, Lentera Sintas Indonesia, dan Binus University, beberapa waktu lalu.
Livia mengatakan, sebenarnya pelaku korban kekerasan terhadap wanita alias ciri pria yang berpotensi lakukan KDRT sebenarnya sudah dapat dilihat sedari masa pacaran.
- Merasa punya hak istimewa sebagai pria
Menurut Livia, didikan dari orangtua dan lingkungan keluarga yang biasanya membentuk pola pikir atas hak istimewa mengutamakan pria dan mengsubordinatkan wanita.
"Mereka dibesarkan di keluarga yang memperbolehkan jika seseorang dalam posisi superior tersebut (menjadi seorang pria) bisa melakukan apapun atau semena-mena pada yang inferior," imbuhnya tentang ciri pria yang berpotensi lakukan KDRT.
- Kasar dan tak bisa mengelola amarah
Selain mengamati relasi pria tersebut dengan keluarga, amati juga pola perilaku pria tersebut terhadap orang lain.
"Biasanya tak hanya kasar dengan pasangan, tetapi juga dengan orang lain, mereka tak bisa mengolah kemarahannya," jelasnya.