Penemuan Kasus Polo di Aceh Kini Jadi KLB, Waspadai Gejalanya, Begini Cara Pencegahan agar Tidak Tertular

Senin, 21 November 2022 | 12:30
freepik

Waspadai Penyakit Polio pada Anak

GridHype.ID - Usai kasus gagal ginjal akun pada anak, Indonesia kini dihebohkan dengan kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh.

Usut punya usut, kasus polio di Aceh ini ditemukan usai pasien berusia 7 tahun 2 bulan mengalami kejala kelumpuhan pada kaki kiri.

Karena satu kasus tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio.

Sebab, seperti dikutip dari Kompas.com, sejak tahun 2014, Indonesia mendapatkan sertifikat eradikasi polio (Indonesia bebas Polio).

Hal tersebut diungkapDirektur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (19/11/2022).

"Karena Indonesia sudah nyatakan eradikasi tapi ternyata ada (muncul) virus polio liar apalagi virus (polio) tipe 2 yang dianggap sudah enggak ada lagi," kata Maxi.

Sementara itu, data dari Kemenkes RI mengungkap sebanyak 415 kabupaten/kota di 30 provinsi di Indonesia masuk dalam kriteria risiko tinggi polio, termasuk Aceh.

Hal itu terjadi karena angka imunisasi yang masih rendah di daerah tersebut, terutama di saat pandemi Covid-19.

Oleh karena itu Pemerintah akan terus menggencarkan upaya Imunisasi.

Kronologi penemuan kasus polio di Aceh

Maxi menyebutkan, pada awal November 2022 ditemukan satu kasus polio di Kabupaten Pidie, Aceh. Hal itu berdasarkan penelusuran RT-PCR.

Baca Juga: Kemenkes Ungkap Kematian Tertinggi Gagal Ginjal Akut Terjadi pada Pasien dengan Stadium 3, Kenali Gejalanya Berikut ini

Sehingga kemudian pemerintah Kabupaten Pidie menerapkan Kejadian Luar Biasa Polio tingkat Kabupaten Pidie.

Pasien berusia 7 tahun 2 bulan dengan gejala kelumpuhan pada kaki kiri.

Disebutkan, kondisi anak mulai merasa demam di tanggal 6 Oktober kemudian tanggal 18 Oktober masuk RSUD TCD Sigil.

Pada tanggal 21 sampai 22 Oktober dokter anak mencurigai polio dan mengambil dua spesimen dan dikirim ke provinsi.

Kemudian tanggal 7 November hasil RT-PCR keluar hasil konfirmasi polio tipe 2.

Dirjen Maxi mengatakan, anak tersebut mengalami pengecilan di bagian otot paha dan betis kiri.

Selain itu diketahui tidak memiliki riwayat imunisasi dan tidak memiliki riwayat perjalanan kontak dengan pelaku perjalanan.

"Tapi anak ini saya lihat kondisinya kemarin bisa jalan meskipun tertatih-tatih, cuman tidak ada obat nanti tinggal di fisioterapi untuk mempertahankan masa ototnya," ungkap Maxi.

Waspadai Gejala polio

Gejala polio bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Pada kasus parah, infeksi virus polio bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Beberapa gejala polio ringan, antara lain:

Baca Juga: Gagal Ginjal Akut Misterius Masih Mengintai, Pakar Farmakologi UGM Ungkap Beberapa Faktor Ini

- Demam- Perasaan lelah dan lemas- Sakit kepala- Mual dan muntah- Kaku pada otot-otot.

Apabila menyerang sistem saraf, virus dapat menyebabkan infeksi pada otak diikuti kelumpuhan fungsi otot-otot.

Perkembangan gejala-gejala kelumpuhan berlangsung selama 3-4 hari, dengan gejala meliputi:

- Nyeri otot yang sangat berat- Kekakuan pada daerah leher dan tulang belakang, dengan atau tanpa kelumpuhan- Kesulitan menelan- Kesulitan bernapas.

Pada sekitar 2-3 persen penderita polio, virus polio menyerang sistem saraf, sehingga menyebabkan kelumpuhan kaki, tangan, dan pernapasan.

Dari semua penderita yang mengalami kelumpuhan, sekitar 2-5 persen kasus bisa mematikan dan setengahnya bisa mengalami kelumpuhan permanen.

Adapun untuk mendiagnosis polio, perlu pemeriksaan lengkap termasuk pengambilan swab dari tenggorokan.

Selain itu, dokter juga akan mengambil sampel kotoran penderita untuk dites.

Apabila gejala kelainan saraf ditemukan, maka perlu melakukan tes terhadap cairan otak penderita.

Cara pencegahan polio

Penularan virus polio melalui percikan air liur, dahak, atau kotoran penderita, sehingga pencegahan juga mengarah pada hal tersebut.

Baca Juga: Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius Membludak, Tercatat Angka Tertinggi di Indonesia Melampui Gambia dan Nigeria

Kemenkes menyebutkan, pencegahan penularan melalui kontak langsung dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun sehat.

Selain itu, perlu pula menerapkan sanitasi bersih termasuk buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank.

Masyarakat juga harus memasak air dengan benar-benar sempurna, karena suhu tinggi membantu mematikan virus polio.

Sementara itu, paling penting dan efektif adalah melakukan vaksinasi atau imunisasi polio. Imunisasi polio sendiri biasanya dilakukan saat bayi atau anak-anak.

Baca Juga: WASPADA Omicron XBB, Kemenkes Singgung Soal Prokes dan Vaksin Booster

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya