'Saya Dimaki-maki Habis', Awalnya Disanjung-sanjung saat Perkenalan, Siapa Sangka Raja Dangdut Rhoma Irama Malah Dapat Makian Pedas dari Musisi Ini

Kamis, 01 September 2022 | 16:15
Instagram @rhoma_official

Rhoma Irama

GridHype.ID - Nama pendangdut papan atas, Rhoma Irama tentu sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia ya.

Baik para orangtua sampai anak muda jaman sekarang pasti tahu ya siapa sosokRhoma Irama.

Ya, berkat karyanya di dunia musik dangdut Tanah Air, Rhoma Irama dijuluki sebagai raja dangdut Indonesia.

Melansir dari GridHits.ID, sepak terjangnya di dunia musik Tanah Air juga kerap menjadi inspirasi bagi para musisi muda yang mulai meniti kariernya.

Ia sering dijadikan panutan dan namanya disanjung bukan main.

Wajar bila ia diberikan predikat raja dangdut dengan berbagai karya hasil kerja kerasnya.

Diketahui, Rhoma memulai kariernya sejak usia 11 tahun dengan band musik yang dibangunnya bersama kawan-kawan.

Bukan Soneta Grup melainkan band bernama Gayhand pada tahun 1963.

Mulai mencicipi berbagai proses di dunia tarik suara, ia beberapa kali pindah grup musik hingga terbentuk Soneta pada 13 Oktober 1973.

Melalui Soneta namanya mulai dikenal dan bersinar hingga saat ini.

Dijadikan junjungan di Tanah Air, Rhoma Irama malah mendapat perlakuan pilu oleh musisi negara lain.

Baca Juga: Rela Tinggalkan Keluarga dan Nekat Dinkah Siri oleh Raja Dangdut, Angel Lega Blak-blakkan Ungkap Alasan Terima Pinangan Rhoma Irama : Aku Sayang Beliau

Diketahui, Rhoma Irama sampai dapat makian pedas dari para musisi India, ada apa?

Raja dangdut Rhoma Irama menceritakan pengalamannya saat menjalani rekaman di sebuah studio di India bersama Lata Mangeshkar dilansir via Grid.ID.

Lata Mangeshkar diketahui salah satu playback singer dan juga direktur musik ternama di India.

Saat berada di studio rekaman, Rhoma Irama awalnya dihormati dan disanjung musisi-musisi India saat diperkenalkan.

Penghormatan itu lantaran Lata Mangeshkar menyebut Rhoma Irama sebagai Mohammed Rafi dari Indonesia.

Mohammed Rafi juga salah satu playback singer terkenal di industri Bollywood.

"Mereka hormat banget. Saya merasa tersanjung.

"Tapi, tiba-tiba suatu saat saya dimaki-maki habis," ujar Rhoma Irama dalam podcast di YouTube Rhoma Irama Official.

Rhoma mengaku dimaki-maki oleh musisi-musisi India yang tengah berada di studio rekaman.

Ia pun menjelaskan mengapa bisa dimaki-maki.

"Kenapa saya dimaki? Begitu saya keluar kamar dubbing,

Baca Juga: Tak Dikaruniai Seorang Anak, Istri Rhoma Irama Ini Tetap Setia Meski Harus Dipoligami Sebanyak 4 Kali

Di situ ada sitar, saya langkahi,

Marah luar biasa," ujar Rhoma.

Sitar adalah salah satu jenis alat musik yang berasal dari Asia Selatan.

Alat musik klasik Hindustan yang menggunakan dawai atau senar.

Bagi musisi di India, kata Rhoma, alat musik merupakan sebuah benda yang menopang kehidupan mereka sehingga mendapat penghormatan.

"Di sana, begitu saya langkahi ngamuk mereka.

'Ini (alat musik sitar) sudah memberi makan saya 50 tahun.

Kamu tidak hormati dia (sitar)'," kata Rhoma menirukan ucapan mereka yang menggunakan bahasa India.

Meski dimaki-maki, Rhoma tak merasa terhina. Ia sadar dan kagum dengan para musisi di India yang menghargai alat musik mereka.

"Saya dapat pelajaran, mereka begitu menghormati alat musik yang telah menjadi sahabat yang memberikan kehidupan.

"Itu pengalaman saya di sana," kata Rhoma.

Baca Juga: Anaknya Keluar Masuk Penjara, Rhoma Irama Bak Kena Bumerang, Ternyata Dulu Sempat Semprot Habis-habisan Sosok Ini karena Dianggap Perusak Dangdut

Profil lengkap Rhoma Irama

Melansir dari TribunBatam.id, Raden Haji Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama lahir di Tasikmalaya, 11 Desember 1946.

Berkat karirnya yang tak dirgaukan, Rhoma Irama pun dijuluki Raja Dangdut tanah air.

Kariernya di musik dimulai sejak ia usia 11 tahun, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963.

Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar.

Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden Record dari kaset-kasetnya.

Rhoma Irama terhitung sebagai salah satu penghibur yang paling sukses dalam mengumpulkan massa.

Rhoma Irama bukan hanya tampil di dalam negeri tetapi ia juga pernah tampil di Kuala Lumpur, Singapura, dan Brunei dengan jumlah penonton yang hampir sama ketika ia tampil di Indonesia.

Sering dalam konser Rhoma Irama, penonton jatuh pingsan akibat berdesakan.

Orang menyebut musik Rhoma adalah musik dangdut, sementara ia sendiri lebih suka bila musiknya disebut sebagai irama Melayu.

Pada 13 Oktober 1973, Rhoma mencanangkan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung.

Baca Juga: Ridho Rhoma Akhirnya Bebas Bersyarat Usai 2 Tahun Mendekam di Balik Jeruji Besi, Rhoma Irama Singgung Perubahan Sang Anak yang Jauh Lebih Religius

Rhoma juga sukses di dunia film, setidaknya secara komersial.

Data PT Perfin menyebutkan, hampir semua film Rhoma selalu laku.

Bahkan sebelum sebuah film selesai diproses, orang sudah membelinya.

Satria Bergitar, misalnya. Film yang dibuat dengan biaya Rp 750 juta ini, ketika belum rampung sudah memperoleh pialang Rp 400 juta.

"Rhoma tidak pernah makan dari uang film. Ia hidup dari uang kaset," kata Benny Muharam, kakak Rhoma, yang jadi produser PT Rhoma Film.

Hasil film tersebut antara lain disumbangkan untuk masjid, yatim piatu, kegiatan remaja, dan perbaikan kampung.

Ia juga terlibat dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar.

Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993.

Pada pemilu 2004 Rhoma Irama tampil pula di panggung kampanye PKS.

Rhoma Irama sempat kuliah di Universitas 17 Agustus Jakarta, tetapi tidak menyelesaikannya.

Ia sendiri mengatakan bahwa ia banyak menjadi rujukan penelitian ada kurang lebih 7 skripsi tentang musiknya telah dihasilkan.

Baca Juga: Selama Ini Kerap Bersama, Terungkap Alasan Rhoma Irama Tak Jadikan Elvy Sukaesih Istrinya

Selain itu, peneliti asing juga kerap menjadikannya sebagai objek penelitian seperti William H. Frederick, doktor sosiologi Universitas Ohio, AS yang meneliti tentang kekuatan popularitas serta pengaruh Rhoma Irama pada masyarakat.

Pada bulan Februari 2005, dia memperoleh gelar doktor honoris causa dari American University of Hawaii dalam bidang dangdut.

Namun gelar tersebut dipertanyakan banyak pihak karena universitas ini diketahui tidak mempunyai murid sama sekali di Amerika Serikat sendiri, dan hanya mengeluarkan gelar kepada warga non-AS di luar negeri.

Selain itu, universitas ini tidak diakreditasikan oleh pemerintah negara bagian Hawaii.

Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang diungkapkan, telah menciptakan kurang lebih 1000 buah lagu dan bermain di lebih 20 film.

Pada tanggal 11 Desember 2007, Rhoma merayakan ulang tahunnya yang ke 61 yang juga merupakan perayaan ultah pertama kali sejak dari orok, sekaligus pertanda peluncuran website pribadinya, rajadangdut.com.

Baca Juga: Ogah Ikuti Jejak Ariel NOAH sampai Pilih Hengkang dari Band Lantaran Musik Disebut Membawa Maksiat, Uki Diskakmat Raja Dangdut Rhoma Irama

(*)

Editor : Helna Estalansa

Sumber : TribunBatam.id, GridHits.ID

Baca Lainnya