GridHype.id- Kondisi kesehatan berkaitan dengan beragam hal yang dilakukan sehari-hari.
Bahkan kesehatan seseorang juga bisa dipengaruhi oleh pekerjaan yang dilakukan.
Siapa sangka beberapa profesi ternyata memiliki risiko tinggi terkena penyakit diabetes melitus.
Dilansir dari gridhealth.id, hasil riset kesehatan dasar pada 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penyandang diabetes naik menjadi 8,5% dari 6,9% pada Riskesdas 2013.
Adapun mayoritas penderita diabetes dialami oleh para pekerja dengan jumlah 12,8%.
Data tersebut diperoleh berdasarkan riset pada jumlah penduduk Jakarta.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa 1 dari 8 orang yang ada di Jakarta merupakan penderita diabetes.
Apakah benar profesi berkaitan dengan kondisi diabetes?
Jika iya, profesi apa sajakah yang memiliki risiko lebih tinggi?
Pekerja kantoran
Siapa sangka seseorang yang bekerja di kantoran justru memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena diabetes.
Hal ini berkaitan dengan kegiatan mereka yang tidak terlalu banyak bergerak.
Umumnya, pekerja kantoran lebih banyak duduk diam untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Mulai darimemulai kerja, menjalani pekerjaan, istirahat, bahkan saat pulang, semua kegiatan tersebut kebanyakan dilakukan dengan cara duduk.
Oleh sebab itu, pekerja kantoran disarankan untuk memaksimalkan moment berjalan kaki, misalnya saat berangkat atau pulang.
Dengan demikian, ada kesempatan untuk menggerakkan tubuh.
Bekerja dengan jam kerja shift
Penelitian di Inggris melibatkan lebih dari 270.000 pekerja menunjukkan fakta bahwa mereka yang bekerja dengan shift memiliki risiko diabetes lebih tinggi.
Mengejutkan, presentase kerentanan terkena diabetes tipe 2 mencapai 44%.
Sopir
Siapa sangka sopir juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena diabetes.
Sebenarnya ada banyak faktor yang membuat pekerjaan seperti sopir lebih mudah terkena diabetes.
Biasanya sopir yang memiliki jam perjalanan jauh akan mengonsumsi jamu kuat, obat stimulan, minuman manis, atau bakar gorengan yang menunjang kinerja mereka.
Sopir kerap mendapati waktu tidur yang kacau.
Kondisi tersebut akan mengganggu keseimbangan hormon dan waktu tidur.
Jika tidak ingin terkena diabetes melitus, ada dianjurkan untuk tetap menjaga pola hidup sehat.
(*)