GridHype.ID -Pasti hampir setiap orang makan nasi setiap harinya.
Termasuk di Indonesia,nasi menjadi makanan pokok yang dihidangkan bersama lauk dan sayur.
Nasi sendiri berasal dari beras.
Melansir dari Wikipedia, nasi adalah beras (atau kadang-kadang serealia lain) yang telah direbus (dan ditanak).
Proses perebusan beras dikenal juga sebagai 'tim'.
Penanakan diperlukan untuk membangkitkan aroma nasi dan membuatnya lebih lunak tetapi tetap terjaga konsistensinya.
Nasi sendiri dimakan oleh sebagian besar penduduk Asia sebagai sumber karbohidrat utama dalam menu sehari-hari.
Nasi sebagai makanan pokok biasanya dihidangkan bersama lauk sebagai pelengkap rasa dan juga melengkapi kebutuhan gizi seseorang.
Nasi dapat diolah lagi bersama bahan makanan lain menjadi masakan baru, seperti pada nasi goreng, nasi kuning atau nasi kebuli.
Nasi bisa dikatakan makanan pokok bagi masyarakat di Asia, khususnya Asia Tenggara.
Meski menjadi makanan pokok, tak jarang yang menganggap bahwa makan nasi bisa buat berat badan kita menjadi naik.
Sebagai informasi, dalam secangkir nasi ada sekitar 240 kalori yang bisa berubah jadi lemak kalau tidak segera dibakar.
Namun kamu tak perlu khawatir lagi akan hal tersebut.
Ya, bagi kamu yang hobi makan nasi dan tak ingin berat badannya naik, kamu bisa pakai cara berikut ini.
Melansir dari SajianSedap.com, begini cara benar agar nasi bisa turunkan kadar kalori sampai 50%.
Mengurangi Kadar Kalori Nasi 50%
Kabar baik untuk yang sedang diet namun masih ingin makan nasi.
Tim peneliti dari College of Chemical Sciences di Sri Lanka yang dipimpin oleh Sudhair James menemukan cara memasak nasi yang bisa mengurangi kalorinya hingga 50 persen.
Dipaparkan oleh James dalam National Meeting and Exposition of the American Chemical Society pada bulan Maret 2015, metode memasak nasi ini sangat sederhana.
Kamu hanya perlu sepanci air mendidih.
Lalu, masukkan satu sendok teh minyak kelapa untuk setiap setengah cangkir beras yang dimasak sebelum kamu memasukkan berasnya.
"Setelah matang, kita biarkan dingin di kulkas selama 12 jam. Begitu saja,” ujar James kepada Washington Post 25 Maret 2015.
Nasi yang lebih rendah kalori ini kemudian hanya perlu dipanaskan di dalam microwave untuk dikonsumsi.
Namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah aman?
Mari kita simak fakta sainsnya berikut ini.
Fakta Sains di Baliknya
Kamu mungkin heran, bagaimana mungkin metode ini bisa mengurangi kalori nasi hingga 50 persen?
Seperti yang diketahui, pati terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu pati tercerna (digestible starch) dan pati resistan (resistant starch).
Pati tercerna adalah tipe yang dengan cepat dikelola oleh tubuh menjadi glukosa dan disimpan menjadi lemak bila tidak dibakar.
Sementara itu, pati resistan tidak dipecah menjadi glukosa dan melewati usus seperti serat sehingga memiliki kalori yang lebih rendah.
Nasi dan kentang pada awalnya mengandung banyak pati resistan.
Namun, cara memasak kita sering kali mengubah pati di dalam kentang dan nasi menjadi pati tercerna.
Nah, dalam penelitian-penelitian sebelumnya, para ahli menemukan bahwa nasi goreng dan nasi pilaf mengandung lebih banyak pati resistan daripada nasi yang dikukus atau direbus biasa.
Sebuah studi pada tahun 2014 juga menemukan bahwa mendinginkan pasta sebelum dipanaskan kembali dan dimakan juga meningkatkan kandungan pati resitan di dalamnya.
Berbekal pengetahuan tersebut, James dan pembimbingnya Pushparajah Thavarajah melakukan berbagai eksperimen untuk menurunkan kandungan kalori di dalam nasi.
Mereka menguji coba delapan metode memasak nasi menggunakan 38 jenis beras di Sri Lanka, dan menemukan bahwa metode di atas adalah yang paling efektif.
Dengan menambahkan lemak, seperti minyak kelapa, dan langsung mendinginkan nasi, kandungan pati di dalamnya berubah menjadi lebih banyak yang resistan.
Dalam siaran persnya, James menjelaskan, mendinginkan (nasi) dengan cepat selama 12 jam menyebabkan formasi ikatan hidrogen antara molekul amilosa yang berada di luar butiran nasi sehingga mengubahnya menjadi pati resistan.
Lalu, memanaskan kembali rupanya tidak mengubah pati resistan ini menjadi pati tercena.
Ke depannya, tim peneliti ingin menemukan jenis beras mana yang paling cocok dimasak menggunakan metode ini untuk mengurangi kalorinya secara signifikan.
Mereka juga bereksperimen menggunakan lemak jenis lain, seperti minyak bunga matahari.
(*)