GridHype.ID - Tekanan darah tinggi alias hipertensi menjadi salah satu jenis penyakit yang ditakuti banyak orang.
Sebab, jika hipertensi tidak dirawat dengan baik, pengidapnya bisa mengalami komplikasi yang mengancam nyawa.
Terlebih lagi, hipertensi kerap kali diabaikan oleh sebagian orang.
Seperti yang dikutip dari Halodoc.com, hipertensi memang bisa terjadi tanpa menimbulkan gejala yang berarti.
Kebanyakan orang baru akan merasakan jika sudah memasuk tahap yang lebih parah.
Hal ini lah yang akan menimbulkan perubahan dari penyakit ini atau komplikasi.
Lebih buruknya lagi, komplikasi akibat hipertensi bisa berujung kematian.
Perlu diketahui, seseorang dikatakan memiliki tekanan darah normal jika tekanan darahnya berada di kisaran angka 120/80 mmHg atau sedikit lebih rendah.
Jika tekanan darah individu meningkat lebih dari 130/80 mmHg, maka ia disebut mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi.
Melansir Kompas.com, mereka yang terkena tekanan darah tinggi berisiko mengidap serangan jantung, gagal jantung, stroke, serta gagal ginjal.
Tekanan darah bisa dikelola, bahkan diturunkan dengan dua cara: mengubah gaya hidup dan mengonsumsi obat-obatan.
"Cara mengatur tekanan darah adalah 70 persen berasal dari gaya hidup dan 30 persen obat-obatan," kata ahli jantung Luke Laffin, MD.
"Jika kita tidak mengubah gaya hidup, sia-sia mengonsumsi obat untuk menurunkan tekanan darah, karena obat itu tidak akan bekerja efektif."
Setidaknya, ada enam metode alami yang terbukti ampuh dalam menurunkan tekanan darah:
1. Mengurangi asupan garam
American Heart Association merekomendasikan asupan garam tidak lebih dari 1.500 miligram atau sekitar satu sendok teh.
Sementara, Cleveland Clinic menetapkan batasan yang lebih longgar terkait asupan garam, yakni di angka 2.300 miligram.
Garam terkandung pada berbagai makanan yang dibeli di luar, termasuk roti. Itu sebabnya, menghindari garam sama sekali sulit dilakukan.
Namun menurut Laffin, kita bisa membiasakan diri untuk menurunkan asupan garam.
"Perlu sekitar 10-14 hari untuk menyesuaikan diri dengan diet rendah sodium. Dari situ, beberapa makanan yang kita makan akan terasa asin," ungkap dia.
Bagi penderita hipertensi, membatasi garam hingga 1.500 miligram sehari akan menurunkan tekanan darah sebesar 5-6 mmHg.
2. Meningkatkan konsumsi kalium
Makanan cepat saji dan makanan olahan cenderung rendah kalium dan berisiko meningkatkan tekanan darah tinggi.
Sebagai gantinya, tingkatkan asupan kalium harian antara 3.000-3.500 miligram dengan mengonsumsi pisang, tomat, dan berbagai jenis sayuran.
Namun untuk penderita penyakit ginjal, sebaiknya tidak mengonsumsi kalium terlalu banyak karena ginjal sulit mencerna kalium, menurut Laffin.
Sementara itu, penderita hipertensi yang menambah asupan kalium bisa menurunkan tekanan darah antara 4-5 mmHg.
3. Menerapkan diet DASH
Dietary Approaches to Stop Hypertension atau juga dikenal sebagai diet DASH dirancang untuk menurunkan tekanan darah.
Makanan yang dianjurkan dalam diet DASH antara lain buah-buahan, sayuran, biji-bijian, serta susu rendah lemak.
Individu yang menjalani diet tersebut biasanya memiliki kadar garam rendah dan kadar kalium tinggi di dalam tubuh, dan bisa menurunkan berat badan.
Berbagai penelitian menunjukkan hasil positif dari diet DASH, sehingga diet ini dianggap salah satu cara non-medis yang dapat membantu mengendalikan hipertensi.
Diet DASH dapat menurunkan tekanan darah sistolik hingga 11 mmHg.
4. Menurunkan berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi. Solusinya, turunkan berat badan, berapa pun jumlahnya.
Menurunkan berat badan sekitar 1 kilogram akan mengurangi tekanan darah sebesar 1 mmHg.
5. Membatasi minuman beralkohol
Pria dianjurkan untuk membatasi minuman beralkohol dua gelas per hari. Sedangkan bagi wanita, hanya satu gelas per hari.
Mengurangi asupan minuman beralkohol bisa membantu menurunkan tekanan darah sebanyak 4 mmHg.
6. Berolahraga
Melakukan latihan aerobik sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah.
Latihan aerobik akan mendorong pembuluh darah untuk mengembang dan berkontraksi, sehingga pembuluh darah menjadi fleksibel.
Selain itu, latihan aerobik juga meningkatkan aliran darah dan mendorong terciptanya pembuluh darah baru.
Jika kita melakukan latihan aerobik selama 150 menit per minggu, maka kita bisa mengurangi tekanan darah antara 5-8 mmHg.
Penurunan tekanan darah tergantung dari berbagai faktor seperti seberapa sering kita berolahraga, jumlah repetisi atau pengulangan gerakan yang dilakukan, dan beban yang digunakan.
Baca Juga: Waspada! Tak Hanya Menaikan Berat Badan, Roti Ternyata Juga Bisa Tingkatkan Tekanan Darah Tinggi
(*)