GridHype.id- Menjaga tumbuh kembang anak merupakan hal yang penting bagi orang tua.
Pada masa perkembangannya, anak akan mengalami banyak hal yang menjadi bekal tumbuh hingga dewasa.
Sebagai anak-anak, berbagai perilaku dan kondisi sekitar tentunya menjadi hal yang menarik.
Tak jarang jika keadaan lingkungan keluarga dan sekitarnya mampu memengaruhi perkembangan anak.
Mental anak juga harus dijaga sebagai salah satu hal terpenting menyongsong masa depan.
Namun demikian, terkadang mental anak justru dapat terganggu.
Tak jauh-jauh, orang sekitar justru mampu memberikan pengaruh negatif bagi tumbuh kembang anak.
Jika datang dari orang tua, maka kondisi tersebut dapat disebu dengan toxic parent.
Dikutip dari Nova.id (26/7/2021), berikut beberapa hal yang menjadi pertanda bahwa orang tua menjadi toxic bagi anaknya:
Membandingkan Anak
Setiap anak tumbuh dan berkembang dengan porsinya masing-masing.
Atas dasar hal tersebut, orang tua tak selayaknya menjadikan anaknya sebagai bahan untuk dibanding-bandingkan.
Orang tua memang kerap memerhatikan perbedaan perilaku, tempramen, bahkan pola pikir anak secara umum.
Meski demikian, perbedaan yang dilihat tak harus menjadi alasan untuk membandingkan anak dengan orang lain.
Anak yang terus-menerus dibandingkan dengan orang lain justru akan mengurangi motivasi serta meningkatkan kecemasan.
Membebani Anak dengan Masalah Orang Tua
Sebagai orang tua tentunya tak ada yang luput dari masalah.
Berbagai masalah mungkin sangat sulit untuk ditangani, terlebih lagi saat orang tua memiliki tanggung jawab lain seperti mendidik anaknya.
Membagi informasi dan berbagi emosi dengan anak memang cara yang baik untuk menjalin komunikasi.
Namun perlu diketahui bahwa orang tua tak selayaknya memberikan beban pikirannya kepada anak.
Hal tersebut mampu memengaruhi emosional anak.
Melampiaskan Rasa Frustasi kepada Anak
Frustasi yang kerap dialami oleh orang tua memang tak bisa dihindari.
Rasa frustasi yang dialami tak seharusnya dilampiaskan kepada anak.
Namun demikian, orang tua tak boleh membuat anak merasa bahwa sesuatu yang bukan salah mereka adalah kesalahan mereka.
Sebaliknya, orang tua harus mengenali emosi diri sendiri.
Berbagai alasan yang digunakan sebagai pertimbangan juga perlu dipikirkan matang-matang agar mampu mencari jalan keluar dan menenangkan diri.
Mengabaikan Perasaan Anak-anak
Mengatakan bahwa anak akan baik-baik saja mungkin menjadi solusi agar anak tetap tenang dalam menghadapi masalah.
Tak selalu benar, kalimat tersebut justru mampu memegaruhi mental anak.
Pasalnya, apa yang dirasakan anak akan tampak sebagai angina lalu bagi kita.
Hal tersebut sama saja dengan mengabaikan perasaan anak-anak.
Sekecil apapun masalah yang dihadapi oleh anak, orang tua harus mampu menerima, membicarakannya, dan menawarkan solusi untuk keluar dari masalah yang ada.
(*)