Usai Windy Cantika Aisah dan Eko Yuli Irawan Sumbang Medali, Cabor Angkat Besi Indonesia Kerap Kali Catatkan Sejarah Manis di Ajang Olimpiade

Minggu, 25 Juli 2021 | 19:00
FERNANDO RANDY/BOLASPORT.COM

Eko Yuli Irawan, atlet andalan angkat besi Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020.

GridHype.ID - Tak hanya cabang olahraga bulu tangkis, cabang olahraga angkat besi Indonesia juga cukup diperhitungkan.

Bahkan cabang olahraga angkat besi sendiri seringkali menyumbang medali bagi Indonesia di ajang Olimpiade.

Sebagaimana yang diketahui, lifter putri asal Indonesia, Windy Cantika Aisah menorehkan medali pertamanya bagi Tim Merah Putih di Olimpiade Tokyo 2020.

Melansir dari Kompas.com, Windy Cantika Aisah turun di kelas 49 kg putri cabang olahraga angkat besi yang digelar di Tokyo International Forum, Sabtu (24/7/2021).

Pada pertandingan itu, Windy sukses meraih medali perunggu seusai mencatatkan total angkatan 194 kg.

Jumlah tersebut dibukukan Windy melalui angkatan snatch 84 kg dan upaya clean & jerk seberat 110 kg.

Berkat hasil itu, Windy Cantika Aisah berada di peringkat ketiga setelah lifter Hoi Zhihui (China) dan Chanu Mirabai (India).

Terbaru, atlet angkat besi putra asal Eko Yuli Irawan juga turut menyumbangkan medali.

Melansir dari Grid.ID dari Kompas.com, Eko Yuli Irawan yang masuk kelas 61 kg putra itu sukses merebut medali perak, Minggu (25/7/2021) siang.

Baca Juga: 4 Kisah Manis Raihan Medali yang Didapat Atlet Bulu Tangkis Indonesia di Kancah Olimpiade, Hingga Kini Bisa Jadi Tradisi Emas

Eko Yuli Irawan meraih angkatan snatch terbaik dengan beban 137 kg pada percobaan pertama dan meningkatkan bebannya menjadi 141 kg pada snatch kedua dan ketiga.

Selain itu, Eko Yuli Irawanmampu melakukan angkatan clean & jerk terbaik pada angka 165 kg di percobaan pertama.

Eko Yuli Irawanberada di bawah lifter asal China bernama Li Fabin yang meraih medali emas, dan mengungguli lifter asal Kazakhstan, Igor Son, yang mendapatkan medali perunggu.

Ternyata di cabang olahraga Angkat Besi, Indonesia memang memiliki prestasi yang tak main-main.

Melansir dari Kompas.com, cabor angkat besi punya tradisi untuk meraih medali di ajang multievent empat tahunan tersebut.

Angkat besi kali pertama memanen medali pada Olimpiade Sydney 2000. Setelah itu, mereka rutin menyumbang medali untuk Merah Putih.

Olimpiade Sydney 2000 juga menjadi tempat hasil panen angkat besi, sebanyak tiga medali berhasil mereka bawa pulang lewat Raema Lisa Rumbewas (perak), Sri Indriyani (perunggu), dan Winarni Binti Slamet (perunggu).

Empat tahun kemudian, angkat besi hanya mampu membawa satu medali perak. Lagi-lagi lewat Raema Lisa Rumbewas.

Baca Juga: Dua Cara Unik Penyelenggara Olimpiade Tokyo Untuk Cegah Seks Bebas Antar-atlet, Ternyata Sudah Jadi Kebiasaan Sejak Lama

ada edisi berikutnya, Olimpiade Beijing 2008, cabor angkat besi berhasil mengoleksi tiga medali.

Tiga medali tersebut dari Eko Yuli Irawan (perunggu), Triyatno (perunggu), dan Raema Lisa Rumbewas (perunggu).

Lumbung medali dari cabor angkat besi kembali bertuah pada Olimpiade London 2012.

Mereka lag-lagi meraih tiga medali yakni dari Triyatno (perak), Citra Febrianti (perak), dan Eko Yuli Irawan (perunggu).

Empat tahun berjalan, Eko Yuli Irawan masih mampu memberikan asa dengan membawa pulang medali perak pada Olimpiade Rio 2016.

Eko Yuli Irawan ditemani oleh Sri Wahyuni Agustuani yang juga membawa pulang medali perak.

Eko Yuli Irawan masih memiliki asa pamungkas untuk menambah koleksi medali olimpiade, kali ini di edisi Olimpiade Tokyo 2020.

Dia masih penasaran dengan rasanya berkalung medali emas olimpiade.

Lawan terberatnya berasal dari China, Li Fabin. Tapi dia optimistis bisa menggondol emas untuk Indonesia dan pertama di cabor angkat besi.

Tak ayal hal inilah yang menyebabkan cabang olahraga angkat besi Indonesia kerap kali menorehkan pretasi membanggakan dan memperpanjang tradisi medali di ajang olimpiade.

Baca Juga: Buntut Pernyataannya yang Sebut 'Perempuan Terlalu Banyak Omong', Yoshiro Mori Pilih Mundur dari Presiden Olimpiade Tokyo 2020

(*)

Tag

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Sumber Kompas.com, Grid.ID