GridHype.id- Olimpiade Tokyo 2020 akan digelar pada 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang.
Olimpiade musim panas yang dikenal dengan Games of the XXXII Olympiad ini membawa cerita menarik bagi masyarakat seluruh dunia.
Tak hanya rangkaian acaranya yang mengasyikan untuk diikuti, kisah dibaliknya juga cukup mengejutkan.
Olimpiade tentunya diramaikan dengan banyaknya atlet yang akan berlaga, biasanya mereka akan diberi tempat untuk beristirahat dan mengurus segala keperluan selama berlangsungnya olimpiade.
Untuk menegah terjadinya seks bebas antar-atlet, pihak penyelenggara menggunakan cara yang cukup unik.
Pasalnya, mereka menyediakan tempat tidur yang terbuat dari kardus.
Dikutip dari New York Post melalui Kompas.com (20/7/2021), panitia mengimbau agar para peserta Olimpiade Tokyo tidak melakukan hubungan seks selama berlangsungnya penyelenggaraan olahraga akbar tersebut.
Hal tersebut rupanya dilantari alasan lain, yaitu perihal covid-19.
Imbauan tersebut diberikan untuk meminimalkan penyebaran virus covid-19.
Panitia telah menyiapkan 18.000 tempat tidur berbahan kardus di Tokyo Olympic Village.
Hal unik itu dibeberkan oleh salah satu atlet.
“Tempat tidur yang akan dipasang di Tokyo Olymic Village terbuat dari kardus, ini bertujuan untuk menghindari hubungan intim di antara para atlet,” ujar Pau Chelimo atlet lari dari Amerika Serikat melalui akun Twitternya.
Atlet lain yang merupakan pesenam Irlandia juga menyampaikan hal tersebut melalui akun Twitternya.
Melalui postingan yang diunggahnya, ia mengatakan bahwa tempat tidur yang terbuat dari kardus itu memiliki struktur yang sangat kokoh.
Bahkan dirinya membagikan rekaman saat ia melompat-lompat di tempat tidurnya untuk membuktikan betapa kokoh tempat tidur tersebut.
Tak hanya itu, fakta unik lain juga mewarnai Olimpiade Tokyo ini.
Panitia juga membagikan kondom kepada para atlet.
Tahun ini, kondom yang dibagikan mencapai 160.000 buah.
Angka tersebut rupanya jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan Olimpiade sebelumnya yaitu sebanyak 450.000 kondom.
Bukan hal aneh, rupanya pihak penyelenggara memang menjadikannya sebagai kebiasaan sejak Olimpiade tahun 1988.
(*)