6 Risiko Mengerikan Hipersomnia Atau Kebanyakan Tidur, Salah Satunya Penyakit Jntung

Selasa, 20 Juli 2021 | 17:00
pixabay

Hipersomnia, tidur dalam waktu yang cukup lama

GridHype.ID - Salah satu gangguan tidur yang bisa dialami seseorang adalah hipersomnia atau kebanyakan tidur.

Ya, melansir Halodoc.com, hipersomnia atau kebanyakn tidur merupakan kondisi seseorang di mana menghabiskan waktu tidur yang lebih lama dari biasanya.

Mereka yang mengalami hipersomnia atau kebanyakan tidur biasanya menghabiskan waktu lebih dari 8 jam per hari.

Karena diketahuiwaktu tidur setiap individu sebaiknya 7 hingga 8 jam dalam satu hari.

Meski demikian, jam tidur seseorang biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, kesehatan, dan juga gaya hidup.

Jika kurang tidur dapat menimbulkan dampak-dampak yang kurang baik untuk kesehatan.

Begitu juga terlalu banyak menghabiskan waktu tidur, nyatanya berdampak buruk untuk kesehatan.

Tidur berlebihan atau tidur dalam waktu yang cukup lama biasa dikenal juga dengan istilah hipersomnia.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa hipersomnia terkadang bisa menjadi pertanda bahwa tubuh memiliki kesehatan yang kurang baik.

Selain itu, hipersomnia bisa menjadi tanda suatu penyakit yang cukup parah seperti penyakit diabetes, penyakit jantung, bahkan yang paling parah adalah kematian mendadak.

Baca Juga: Jadi Kebiasaan Banyak Orang, Tidur dengan Ponsel Ternyata Bisa Sebabkan Dampak Buruk Ini, Mulai Sekarang Jangan Lakukan Lagi

Berikut ini adalah enam risiko jika terlalu banyak tidur seperti yang dikutip GridHype dari Bobo.ID

1. Fungsi Otak dan Kesehatan Mental Terganggu

Tidur memainkan peran penting di otak, karena otak membersihkan limbah, menyeimbangkan neurotransmiter, dan memproses ingatan saat istirahat.

Baik kurang tidur atau kelebihan tidur bisa memengaruhi suasana hati dan kesehatan mental.

Penelitian menemukan adanya gangguan memori dan penurunan fungsi kognitif jika kita kebanyakan tidur.

Tak hanya itu, tidur dalam durasi yang lama juga bisa meningkatkan risiko terkena demensia atau Alzheimer.

2. Berat Badan Naik

Penelitian di Kanada menemukan hubungan antara penambahan berat badan dan tidur.

Orang yang tidur pendek dan panjang mengalami kenaikan berat badan lebih banyak daripada orang yang tidur normal selama periode enam tahun (1,98 kg dan 1,58 kg).

Dan bukan tak mungkin kenaikan berat badan bisa lebih dari angka yang ditemukan dalam penelitian.

Orang yang tidur lebih dari sembilan jam 21% lebih mungkin mengalami obesitas dibandingkan orang yang tidur normal selama penelitian.

Baca Juga: Masih Asing, Terapi Sayur Kol Sebelum Tidur Bisa Beri Efek Menakjubkan Bagi Tubuh, Begini Caranya

3. Sakit Kepala

Bagi sebagian orang yang mudah sakit kepala, tidur lebih lama dari biasanya bisa menyebabkan sakit kepala.

Para peneliti percaya hal ini disebabkan oleh efek tidur berlebihan pada neurotransmiter tertentu di otak, termasuk serotonin.

Orang yang tidur terlalu banyak di siang hari dan mengganggu tidur malamnya juga mungkin mengalami sakit kepala di pagi hari.

4. Meningkatkan Risiko Diabetes

Toleransi glukosa mengacu pada kemampuan tubuh untuk memproses gula.

Gangguan toleransi glukosa dikaitkan dengan resistensi insulin dan merupakan faktor risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Studi di Kanada melihat kebiasaan gaya hidup 276 orang selama enam tahun, menemukan bahwa orang dengan durasi tidur yang lama dan pendek lebih mungkin mengalami toleransi glukosa dan diabetes dibandingkan dengan orang yang tidur normal (20% dan 7%).

Studi terbaru tentang hubungan diabetes dan tidur juga menemukan hubungan antara peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan juga tidur pendek dan panjang.

5. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Menurut data dari National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES), para peneliti mengaitkan tidur pendek dan panjang dengan risiko penyakit jantung koroner dan stroke yang lebih tinggi.

Studi ini menemukan bahwa orang yang tidur lebih dari delapan jam per malam memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami angina, yaitu nyeri dada yang disebabkan oleh aliran darah yang berkurang.

Baca Juga: Jadwal Tidur Makin Kacau Selama Pandemi, Catat! 6 Obat Alami yang Bisa Bantu Atasi Susah Tidur, Gak Ada Efek Samping!

Tak hanya itu, penelitian juga menemukan orang yang tidur lebih dari delapan jam 10% lebih mungkin menderita penyakit jantung koroner.

Analisis data dari Nurse's Health Study pada lebih dari 71.000 perempuan paruh baya, juga menemukan hubungan antara lama tidur dan kesehatan jantung.

Dibandingkan dengan orang yang tidur delapan jam secara normal, perempuan yang tidur sembilan sampai 11 jam per malam memiliki kemungkinan 38% lebih tinggi untuk menderita penyakit jantung koroner.

6. Meningkatkan Risiko Stroke

Sebuah studi baru-baru ini dari para peneliti Universitas Cambridge melihat data dari sekitar 9700 orang Eropa selama 11 tahun.

Orang yang tidur lebih dari delapan jam 46% lebih mungkin mengalami stroke selama masa studi setelah disesuaikan dengan faktor komorbid (penyakit bawaan).

Orang yang durasi tidurnya meningkat selama penelitian memiliki risiko empat kali lebih tinggi terkena stroke dibandingkan dengan orang yang tidur secara konsisten.

Hal ini menunjukkan bahwa tidur yang lebih lama bisa menjadi gejala penting atau tanda peringatan risiko stroke.

Data dari Survei NHANES yang lebih lama juga menemukan hubungan yang signifikan ditemukan antara tidur lama dan risiko stroke.

Orang yang tidur lebih dari delapan jam memiliki risiko 50% lebih tinggi terkena stroke dibandingkan orang yang tidur enam hingga delapan jam.

Orang yang tidur lebih dari delapan jam dan yang juga mengalami kantuk di siang hari memiliki risiko stroke 90% lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidur normal.

Baca Juga: Jangan Dianggap Sepele! 3 Risiko Berbahaya Ini Bakal Mengancam Kesehatan Tubuh Jika Kamu Tetap Ngeyel Tidur dengan Lampu yang Menyala

(*)

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Halodoc.com, Bobo.ID