GridHype.ID- Seorang pedagang cilok di Jember bernama Harsono memiliki kisah yang sangat menarik.
Tak disangka, dagangannya justru menjadi sumur rezeki yang mengalirkan rupiah.
Dagangannya yang terkenal dengan nama Cilok Edy memang sudah akrab di telinga orang Jember, penjual cilok ini kerap ditemui di berbagai titik.
Cilok tersebut dapat diperoleh di kawasan kampus, seperti di depan kanotr DPRD Jember, di depan kampus Universitas Jember dan Universitas Muhammadiyah Jember.
Cilok viral ini tak hanya disukai oleh anak-anak, tapi berbagai kalangan usia.
Dikutip dari Kompas.com (20/6/2021), Cilok Edy ini sempat memiliki beberapa cabang di Probolinggo dan Bondowoso,
“Dulu di Jember saja ada sepuluh rombong, sekarang tinggal empat rombong,”ujar Harsono.
Baca Juga: Viral Seorang Wanita Tak Bisa Menutup Rahangnya Usai Menguap, Ternyata Ini Penyebabnya
Harsono mengatakan bahwa pendapatan yang dapat diperoleh dari empat rombong bisa mencapai Rp5.000.000.
Angka tersebut turun lantaran adanya pandemi Covid-19.
Sebelumnya, pendapatan yang diperoleh dapat mencapai Rp8.000.000.
Ada sepuluh orang yang mengelola dagangan tersebut.
Lima orang berjualang langsung menggunakan rombong dan lima orang lainnya meracik dan memasak cilok.
Dengan pendapatan itu, Harsono mengaku telah mampu membeli 3 apartemen, 13 rumah kontrakan, dan sawah.
Harsono juga menceritakan bahwa dirinya sudah menunaikan ibadah haji pada 2019 lalu.
Usaha tersebut dijalankan oleh Harsono dengan sang istri yang bernama Siti Fatimah.
Pasangan yang berasal dari Kelurahan Tegalgede Kecamatan Sumbersari tersebut memulai udaha sejak 1997.
Awalnya Harsono adalah seorang tukang ojek dengan sepeda hasil kredit.
Ia sempat tak mampu membayar kredit sepeda tersebut hingga akhirnya ditarik dan ia mendapat kembali uang muka yang pernah dibayarkan.
Uang muka tersebut kemudian digunakan untuk membeli becak.
Namun penghasilan yang diperoleh dari becak tidak mampu menutup kebutuhan sehari-hari.
Hartono juga sempat bekerja menjadi petugas kebersihan Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya Jember.
Ide berjualan cilok berasal dari sang ayah yang telah berdagang cilok terlebih dahulu.
Hartono mengatakan bahwa dirinya mengawali usaha cilok dengan modal yang sangat minim.
“Modal awal dulu paling hanya Rp20.000,” ujarnya.
Uang tersebut digunakan untuk membeli daging dan kebutuhan lain untuk diolah sang istri menjadi cilok.
Cilok yang kini terkenal dan membawa Hartono menjadi sosok yang sukses rupanya memiliki keunikan tersendiri.
Jika kebanyakan cilok hanya berasal dari tepung, Hartono menggunakan campuran daging untuk menambah cita rasanya.
(*)