GridHype.ID - Siapa sih yang tak takut saat mendapat diagnosis menderita kanker payudara?
Ya, kanker payudara jarang disadari oleh banyak perempuan dan menjadi mimpi buruk di siang bolong.
Kendatipun didiagnosis kanker payudara kita tidak boleh berputus asa.
]Dibanding terus bersedih atas kondisi tubuh yang dialami, lebih penting untuk memahami cara terbaik untuk terus meningkatkan kesehatan tubuh.
Perubahan gaya hidup dapat menjadi salah satu cara untuk Anda terus meningkatkan kondisi tubuh menjadi lebih baik.
Demi mencapai hal tersebut, banyak perempuan percaya perlu mengubah pola makan.
Apalagi pola makan sehat merupakan salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi sistem imun.
Selain itu, asupan nutrisi juga penting untuk menangani efek samping perawatan kanker.
Menurut American Cancer Society (ACS), asupan nutrisi yang tepat dapat meningkatkan energi dan menurunkan risiko infeksi.
Bahkan, diet spesifik dapat menurunkan risiko kekambuhan kanker payudara pasca pengobatan.
Baca Juga: Waspada! Berikut Beberapa Ciri Kanker Payudara yang Sering Diabaikan
Meski begitu, perlu diingat bahwa tidak ada makanan yang menjadi obat ajaib untuk mengobati kanker payudara.
Tapi diet spesifik menurut Pedoman National Cancer Institute berikut ini mungkin dapat mencegah kekambuhan kanker payudara.
- Perbanyak asupan buah, sayur dan biji-bijian
- Kurangi asupan lemak hingga kurang dari 30 persen kalori
- Minimalkan asupan makanan yang diawetkan, diasinkan, dan diasapi
- Raih dan pertahankan berat badan yang sehat
- Batasi konsumsi alkohol
1. Buah dan sayur
Bukan rahasia lagi buah dan sayur memiliki banyak manfaat kesehatan bagi tubuh.
Melansir dari Live Strong, buah dan sayur memiliki fitokimia antioksidan yang bersifat anti-kanker.
Fotokimia sendiri adalah senyawa alami yang ditemukan pada tumbuhan dan memiliki manfaat kesehatan.
Dikutip dari John Hopkins Medicine, sayur yang kaya akan fitokimia contohnya brokoli, kembang kol, kubis, kecambah brussel, dan kale.
2. Biji-bijian utuh
Biji-bijian utuh adalah makanan yang belum diolah yang kaya akan karbohidrat kompleks, serat, vitamin, mineral, dan fitokimia.
Asupan serat yang tinggi seperti biji-bijian utuh memiliki manfaat positif dengan mengubah tindakan hormonal kanker payudara.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cancer tahun 2020 menemukan bahwa makanan kaya serat dikaitkan dengan risiko lebih rendah terkena kanker payudara.
Selain itu, penelitian di Current Breast Cancer Reports tahun 2016 juga menunjukkan bahwa peningkatan asupan serat bertanggung jawab atas penurunan sirkulasi esterogen pada pasien kanker payudara.
Bagi pasien kanker payudara disarankan mengonsumsi sekitar 25 hingga 30 gram serat setiap hari.
3. Pilih lemak sehat
Ada kontroversi tentang peran lemak makanan dan kanker payudara.
Baca Juga: Benarkah Kedelai Bisa Memicu Risiko Kanker Payudara? Begini Penjelasan dari Sang Ahli
Beberapa penelitian menunjukkan beberapa jenis lemak, yaitu lemak jenuh, dapat memicu perkembangan kanker payudara.
Sebaliknya, lemak tak jenuh tunggal danganda justru baik untuk pasien.
Itu karena asupan lemak tak jenuh seperti asam omega-3 dapat menghambat pertumbuhan kanker payudara.
Lemak tak jenuh tersebut dapat ditemukan dalam ikan berlemak seperti salmon dan sarden.
4. Protein tanpa lemak dan nabati
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, membatasi asupan lemak tak sehat penting dilakukan.
Untuk itu, ketika memilih sumber protein, kamu dapat mengonsumsi yang tanpa lemak seperti ikan dan unggas.
Pilihan lain yang dapat dilakukan adalah konsumsi protein nabati.
Baca Juga: Banyak Orang Berpendapat Pemicu Kanker Payudara adalah Faktor Keturunan, Benarkah Demikian?
Beberapa perempuan ragu ketika berhadapan dengan konsumsi kedelai sebagai protein nabati dalam menu makannya.
Itu karena mitos yang berkembang adalah konsumsi kedelai dapat memperparah kanker payudara karena dapat memicu peningkatan hormon esterogen.
Namun, menurut American Institute for Cancer Research (AICR) tidak ada peningkatan risiko penderita kanker payudara yang mengonsumsi kedelai.
Selain kedelai, kacang dan polong-polongan juga dapat menjadi protein nabati yang baik.
(*)