Waspada Potensi Tsunami Setinggi Minimal 20 Meter di Laut Selatan Jatim, Pemerintah Sosialisasikan Rumus 20-20-20 Untuk Menyelamatkan Diri

Jumat, 04 Juni 2021 | 11:45
pixabay

Tsunami terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah laut.

Gridhype.id-Belakangan ini isu potensi tsunami di laut selatan Jawa Timur cukup menyita perhatian publik.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengimbau agar masyarakat yang berada di wilayah laut selatan Jawa Timur diharap waspada dengan potensi tsunami setingga minimal 20 meter.

Hal itu diketahui dari hasilkajian potensi gempa bumi dan tsunami di laut selatan Jatim olehBMKG.

Baca Juga: Bak Tak Tahu Harus Berbuat Apalagi Usai Diterjang Tsunami Covid-19, Warga India Sampai Buat dan Sembah Dewi Cororna Agar Pandemi Cepat Berakhir, ini Faktanya

Potensi tsunami di laut selatan Jatim yangdiungkapBMKGmerupakan langkah awal yang tepat, mengingat daerah Jawa Timur terbentuk karena adanya tumbukan lempeng Eurasia dan Indo-Australia.

Apalagi dalam lima bulan terakhir, diketahui frekuensi gempa yang terjadi di Jawa Timur sangat tinggi.

Pakar Geologi yang juga peneliti dari Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo mengatakan, rumus mitigasi paling mudah yang perlu disampaikan kepada masyarakat adalah 20-20-20.

"Rumus 20-20-20 penting diketahui masyarakat khususnya di sekitar lokasi potensi tsunami," katanya seperti dikutip dari Kompas.com, Jumat(4/6/2021).

Baca Juga: Bahu Membahu di Tengah Pandemi, Indonesia Kirim 200 Oxygen Concentrators Untuk Bantu India Tangani Tsunami Covid-19

Lebih lanjut lagi, Amaien menjelaskan jika terjadi gempa, terasa selama 20 detik, tanpa perlu menunggu air surut segera menuju ke tempat dengan ketinggian minimal 20 meter, karena waktu yang ada hanya sekitar 20 menit.

"Tingginya intensitas terjadinya gempa ini patut dicurigai, belajar dari gempa besar Yogyakarta pada 27 Mei 2005 lalu," terang dosen Departemen Teknik Geofisika ITS Surabaya tersebut.

Tumbukan lempeng yang menyusun Jawa Timur, menurutnya, memiliki panjang sekitar 250 sampai 300 kilometer.

Hal itu menunjukkan, gempa sangat mungkin terjadi di berbagai titik, khususnya di wilayah yang ada di sekitar zona subduksi, yakni zona tempat terjadinya tumbukan itu.

Meski menurut penelitian aktivitas seismik yang terekam selama ini tidak merata, tetapi menurut Amien, justru hal itu yang perlu dijadikan perhatian.

Baca Juga: Kesaksian Mahasiswa Indonesia yang Menimba Ilmu di India, Kisahkan Suasana Mencekam di Tengah Gelombang Tsunami Covid-19

"Jika sewajarnya intensitas gempa di setiap titik zona subduksi adalah sama, tetapi ditemukan zona dengan gap seismic, artinya ada kemungkinan lempengan terkunci dan akan lepas sewaktu-waktu," katanya.

Sebelumnya, BMKG mengingatkan potensi terburuk bencana tsunami akibat gempa bumi yang kemungkinan terjadi di wilayah pantai selatan Jatim.

Peringatan itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam webinar Kajian Mitigasi Gempa Bumi Dan Tsunami Di Jawa Timur Jumat (28/5/2021) lalu.(*)

Tag

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber Kompas.com