Bikin Geleng-geleng Kepala, Perempuan Asal Banjarmasin Ini Bisa Tidur 13 Hari Berturut-turut Sampai Dijuluki 'The Real Sleeping Beauty', Ternyata Hal Inilah Penyebabnya

Jumat, 16 April 2021 | 05:30
eva.vn

Echa, the real beauty sleeping

GridHype.ID - Tidur sudah menjadi kebutuhan bagi setiap orang.

Setiap manusia membutuhkan waktu tidur selama 7-8 jam.

Tapi bagaimana jika seseorang tidur melebihi batas dari rata-rata waktu yang dibutuhkan.

Hal ini pula yang menimpa perempuan asal Banjarmasin yang sempat ramai di tahun 2017 lalu.

Baca Juga: Orang Dewasa Butuh 7-9 Jam, Siapa Sangka Kebanyakan Tidur Justru Meningkatkan Risiko Penyakit Mengerikan Ini

Dilansir dari Intisari Online, situs berita dan televisi nasional memberitakan bahwa gadis yang waktu itu berusia 17 tahun terus menerus tidur selama 13 hari.

Sejak saat itu perempuan yang bernama Echa ini sampai dijuluki 'The real sleeping beauty.'

Sebelumnya, Echa juga mengalami pola tidur yang tak teratur.

Baca Juga: Nyaris Sebulan Tidur di Balik Dinginnya Jeruji Besi, Shireen Sungkar dan Zaskia Sungkar Tak Kunjung Berbalas Rindu dengan Sang Ayah, Pengacara Bongkar Kondisi Mark Sungkar

Gadis muda ini tidur terus menerus selama satu setengah hari.

Namun sampai pada saat Echa tertidur lelap selama 7 hari berturut-turut.

Karena terlalu khawatir dengan putrinya, waktu itu orangtua Echa membawanya ke RS Ansari Saleh di Kota Banjarmasin untuk diperiksa.

Baca Juga: Wanita Wajib Tahu! Posisi Tidur Seperti Ini dan Gunakan Kipas Angin Ternyata Bisa Picu Penyakit Mengerikan

Namun, hasil tes menunjukkan bahwa keadaan Echa baik-baik saja.

9 hari kemudian, Echa akhirnya bangun tapi dokter mengatakan bahwa kesehatannya masih lemah.

Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang menyebabkan Echa tertidur, tapi beberapa gejala menunjukkan bahwa dia menderita hipersomnia.

Baca Juga: 6 Makanan Ini Bikin Ngantuk dan Cepat Tidur Jika Dikonsumsi, Salah Satunya Nasi Putih

Yakni kondisi neurologis yang sangat langka yang menyebabkan tidur terus menerus dalam jangka waktu lama.

Sindrom ini memiliki faktor penyebab yang berbeda-beda, bisa dari kerusakan saraf hingga faktor genetik dan trauma fisik atau emosional.

Ayah Echa, mengaku sudah berkali-kali berusaha membangunkan putrinya namun tidak berhasil.

Baca Juga: Terganggu dengan Suara Bising Aneh di Balik Tembok Rumahnya, Pasangan Suami Istri ini Terkejut Saat Dapati Hal Mengerikan ini di Dalamnya

Menariknya, saat tidur, Echa seolah bisa mengunyah dan menelan makanan jika diberi oleh orangtuanya.

Dia juga merasa gelisah dan tidak nyaman saat harus ke toilet.

Pak Mulyadi mengatakan bahwa saat dibawa ke kamar mandi dan duduk di toilet, Echa melakukan aktivitasnya seperti biasa.

Baca Juga: Fenomena Kemunculan Semut Bau yang 'Serang' Warga Banyumas, Bisa Sebabkan Gatal-gatal di Permukaan Kulit

Sementara itu dari kacamata medis, tidur lebih dari 8 jam ternayta bisa merusak siklus tidur.

Dilansir dari Kompas.com, Sayangnya, kebanyakan tidur atau kurang tidur, keduanya bisa merusak siklus tidur seseorang yang akhirnya berpengaruh pada kesehatan fisik maupun psikologis.

Saat seseorang tidur berlebih, akan terjadi perubahan jam biologis yang menghasilkan perubahan fisik, mental, serta prilaku.

Baca Juga: Kepingin Tidur Bareng Keluarga Sebelum Menikah, Azriel Justru Tolak Permintaan Aurel, Sebut Tak Tahan dengan Suara Dengkuran Anang

Beberapa penelitian menunjukkan, orang yang bangun kesiangan misalnya, dapat mengalami sejumlah efek samping seperti pusing sepanjang hari, sering mengantuk, serta kelelahan yang tak jelas penyebabnya.

Para peneliti beranggapan, terlalu banyak tidur memiliki efek pada neotransmitter dalam otak, terutama serotonin.

Komplikasi kesehatan jangka panjang yang mungkin ditimbulkan antara lain sakit punggung bagian bawah, diabetes, stroke, bahkan penyakit jantung.

Baca Juga: Tak Makan dan Terus Berdoa Usai Idolanya Positif Covid-19,Pemuja Donald Trump Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung

Sedang untuk komplikasi secara psikologis bisa berupa kecemasan, kurang bergairah, hilang nafsu makan, penurunan memori, serta emosi yang tidak stabil.

(*)

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : Kompas.com, Intisari Online

Baca Lainnya