Australia Temukan Kasus Pembekuan Darah Usai Penyuntikan Vaksin AstraZeneca, Kini Selidiki Kaitannya dengan Penangkal Covid-19 Asal Inggris Itu

Minggu, 04 April 2021 | 10:15
via tribunnews

Kandungan babi dalam vaksin AstraZeneca.

GridHype.ID - Belum lama ini Autralia menemukan kasus pembekuan darah setelah seseorang disuntikkan vaksin AstraZeneca.

Pria berusia 44 tahun ini dirawat di rumah sakit karena mengalami pembekuan darah selama berhari-hari usai menerima vaksin covid-19 asal Inggris itu.

Ia menderita trombosis serius dan jumlah trombosit yang rendah atau sel darah yang berhenti berdarah.

Baca Juga: Punya Efek Samping yang Jarang tapi Parah, Komisi Vaksin Asal Jerman Sarankan Pakai Produk Vaksin Covid-19 Berbeda untuk Dosis Kedua Usai Suntikan Vaksin AstraZeneca

Melansir dari reuters.com, Australia sedang menyelidiki apakah kasus pembekuan darah yang tercatat pada Jumat (2/4/2021) berkaitan dengan vaksin AstraZeneca atau tidak.

Hal tersebut tentunya meningkatkan kekhawatiran di negarayang mana kebanyakan orang diharapkan menerima suntikan pembuat obat tersebut.

"Penyidik ​​saat ini belum mengonfirmasi hubungan sebab akibat dengan vaksin COVID-19 AstraZeneca, tetapi penyelidikan sedang berlangsung," kata wakil kepala petugas medis, Michael Kidd, dalam briefing yang disiarkan televisi.

Baca Juga: Kemanjuran Vaksin Covid-19 Pfizer Disebut 100 Persen Efektif untuk Remaja, CEO Pfizer: Kami Berencana Mengirimkam Data Ini ke FDA

Ia juga berharap hasil penyelidikan lebih banyakdapat diketahui pada Sabtu (3/4/2021).

Pada Kamis (1/4/2021), Inggris mengidentifikasi 30 kasus peristiwa pembekuan darah langka setelah penggunaan vaksin.

Beberapa negara, termasuk Kanada, Prancis, Jerman dan Spanyol juga membatasi penggunaannya setelah laporan serupa.

Baca Juga: Sampai Pakai Tabung Oksigen, Seorang Guru Sekolah Dasar di Kota Padang Mendadak Pingsan Pasca Disuntik Vaksin Covid-19, Kok Bisa?

Regulator Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA), sebelumnya mengatakan vaksin AstraZeneca tidak terkait dengan peningkatan risiko penggumpalan darah secara keseluruhan.

"Tidak ada tingkat keseluruhan yang lebih tinggi dari jenis pembekuan darah yang relatif umum yang dilaporkan setelah vaksinasi COVID-19," kataKelompok Penasihat Teknis Australia untuk Imunisasi pada Jumat (2/3/2021).

Australia meluncurkan vaksinasi massal untuk 25 juta penduduknya pada bulan Februari, dengan sebagian besar diharapkan menerima vaksin Universitas Oxford/AstraZeneca.

Baca Juga: Terlalu Banyak Dampak Negatif dari Pembelajaran Jarak Jauh, Nadiem Makarim Prioritaskan Tenaga Pendidik dan Kependidikan Terima Vaksin Covid-19, Harapkan Semua Sekolah Dibuka Pada Juli 2021

Pada akhir Maret, CSL Ltd mulai memproduksi 50 juta dosis dalam negeri.

Australia disebut sangat berhasil dalam mengekang virus dengan cepat melakukan lockdown, penutupan perbatasan dan pelacakan cepat.

Mereka melaporkan hanya di bawah 29.300 yang infeksi dan 909 kematian akibat covid-10.

Baca Juga: Indonesia Bertengger di Posisi Keempat sebagai Negara Terbanyak Memberikan Vaksin Covid-19, Menkes: Hari Ini Vaksinasi Bisa Tembus 10 Juta

Sempat konflik karena kasus pembekuan darah, target penyuntikan sekitar 3,3 juta dosis pun tak tercapai di Maret 2021.

Pejabat kesehatan juga menyebut persediaan vaksinasi di negara bagian timur laut Queensland akan segera habis dalam beberapa hari.

Bahkan mereka tidak yakin tentang pengiriman berikutnya.

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber reuters.com