Nol Kasus Meninggal Dunia Karena Covid-19, Kehebatan Timor Leste Tangani Wabah Virus Corona Diakui Dunia

Selasa, 05 Januari 2021 | 10:30
Freepik.com

Ilustrasi virus corona

GridHype.ID-Hinggakini, negara di seluruh dunia tengah menghadapi permasalahan yang sama, yakni pandemi virus corona atau Covid-19.

Di tengah perjuangan melawan Covid-19, salah satu negara ini justru sebaliknya.

Pasalnya negara ini memiliki angka kasus yang sedikit bahkan nol kasus meninggal dunia karena Covid-19. Ya, negara tersebut adalah Timor Leste.

Kehebatan Timor Leste pun diakui dunia dalam menghadapi wabah virus corona atau Covid-19.

Baca Juga: Kelompok Pro Indonesia Nekat Pergi ke Jakarta untuk Cari Senjata, Khawatir Hal Mengerikan Ini Bakal Terjadi di Timor Leste

Sebab, sejak virus corona mewabah di Indonesia, tidak ada satupun pasien virus corona atau Covid-19 meninggal dunia di Timor Leste.

Lalu, apa strategi Timor Leste dalam menghadapi wabah Covid-19 sampai-sampai kini Timor Leste diakui dunia?

Sejak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global pada Maret 2020, virus corona menginfeksi 81 juta orang di seluruh dunia dan merenggut kehidupan 1,7 jiwa.

Seluruh dunia tengah menghadapi jumlah kasus Covid-19 yang terus menanjak dan jumlah kematian akibat virus corona yang terus bertambah.

Baca Juga: Besar Pasak daripada Tiang Sampai Nekat Ngutang Rp 74 Triliun dari China Demi Pembangunan yang Mubazir, Timor Leste Terancam Bangkrut

Namun, cerita mengenai pandemi virus corona sedikit berbeda di Timor Leste, negara dengan fasilitas kesehatan yang minim dan pendapatan perkapita yang rendah.

Menurut John Hopkins University dan Google, total kasus Covid-19 di negara kecil itu hanya tercatat 41 kasus dengan nol kematian hingga Senin (28/12/2020).

Keberhasilan Timor Leste yang berhasil mengendalikan Covid-19 di negara itu disanjung oleh banyak pihak.

Dilansir dari East Asia Forum, penanggulangan Covid-19 di Timor Leste sangat serius dan mengesampingkan perdebatan politik yang menyeruak.

Baca Juga: Ada di Peringkat 152 dari 162 Negara Termiskin, Timor Leste Hadapi 'Bunga Mematikan' dari Bank Mandiri dan BRI Sampai Buat Mantan Presiden Ramos Horta Murka

Pada Maret, semua partai politik sepakat meminta Presiden Timor Leste Fransisco Guterres umumkan keadaan darurat.

Guterres juga diminta untuk menangguhkan beberapa hak politik dan jaminan konstitusional.

Tindakan keras itu dianggap perlu untuk melakukan tindakan pengurungan pertama dan mencegah virus corona memasuki negara itu.

Dilansir dari Al Jazera, Direktur Eksekutif Program Kegawatdaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan, memuji keberhasilan Timor Leste mengendalikan Covid-19.

Baca Juga: Rakyatnya Dihantui Kelaparan Karena Pandemi Covid-19, Timor Leste Justru Terang-Terangan Kibuli Petaninya dengan Beli Beras Rusak dari Negara Tetangga

Keberhasilan tersebut dinilai menggembirakan, pasalnya Timor Leste hingga saat ini masih sangat bergantung pada dukungan berbasis PBB dan LSM.

Negara dengan populasi 1,2 juta jiwa dinilai sangat tegas dalam menekan penyebaran virus corona.

Peneliti di LSM Lao Hamutuk berbasis di ibu kota Dili, Mariano Ferreira akui Pemerintah Timor Leste sangat cepat memberlakukan keadaan darurat sejak kasus pertama muncul pada 21 Maret.

“Semua kegiatan publik dan swasta, serta layanan pemerintah ditutup, bahkan pengumpulan massa tidak diperbolehkan"

"Jadi kami merasa benar-benar darurat dan semua orang kembali ke kampung halaman (dari Dili) dan tinggal di sana,” kata Ferreira kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Ladang Minyak di Timor Leste Diperkirakan Akan Kering Pada 2022 Mendatang, Namun Sang Presiden Sebut Bisa Seperti Dubai Jika Hal ini Terjadi

Fereira, yang memantau lembaga pemerintahan di Timor Leste selama 12 tahun mengatakan pemerintah juga menutup sekolah.

Pemerintah Timor Leste juga memperpanjang keadaan hingga 2 Januari 2021.

Perbatasan masih ditutup untuk sebagian besar orang asing kecuali penduduk asli.

Selain itu, penerbangan internasional juga ditangguhkan kecuali untuk urusan pemerintahan dan kemanusiaan.

Baca Juga: Pantang PakaiKata Nona, Ternyata Ini Deretan Bahasa yang Dipakai Timor Leste, Lebih dari 30 Bahasa!

Mereka diperbolehkan masuk Timor Leste wajib dikarantina selama 14 hari di fasilitas yang dikelola pemerintah.

Selain pemerintah Timor Leste, rakyat juga ikut berperan dalam mengendalikan penyebarab virus corona.

Sejumlah warga secara sukarela menyediakan rumah mereka kepada pemerintah sebagai tempat karantina untuk ribuan orang.

Warga juga mengawasi mereka yang memasuki Timor Leste melalui jalur darat dari Indonesia.

Baca Juga: Jauh Sebelum Timor Leste Merdeka, Ketakutan Akan Hal Ini Jadi Alasan Soeharto Lancarkan Invasi

Perbatasan dibuka sepekan sekali untuk warga yang ingin kembali ke rumah.

Sekretaris Jenderal Palang Merah Timor Leste (CVTL), Anacleto Bento Ferreira akui pemerintah Timor Leste juga semeakin memperketat kontrol di perbatasan.

“Pemerintah juga memperketat pengawasan di wilayah perbatasan untuk mengantisipasi penularan Covid-19 dari Indonesia,” kata Bento Ferreira.

Dia menambahkan, kontrol perbatasan yang ketat dan karantina negara telah memberikan waktu berharga untuk memperkuat sistem kesehatannya.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Kemerdekaan Timor Leste Dibantu 3 Negara Asing Ini, Salah Satunya Ingin Ambil Untung

Layanan Kesehatan

Layanan kesehatan Timor Leste juga sedikit demi sedikit diubah.

Pada awal pandemi merebak, Timor Leste tidak memiliki fasilitas pengujian Covid-19.

Sehingga, sampel pengujin dikirim ke Australia dan hasilnya baru diterima sekitar dua hingga empat hari kerja kemudian.

Baca Juga: 20 Tahun Ngotot Lepas dari Indonesia, Timor Leste Masih Dijajah hingga Jadi Korban Kelicikan Australia

Namun sekarang, Timor Leste dapat melakukan tes Covid-19 di dalam negeri.

Pemerintah Timor Leste juga telah menyusun strategi pengujian dan menerapkan pengawasan aktif.

Pada Senin, negara tersebut telah mengetes 16.400 orang.

Meski jumlah pengetesan dianggap lebih sedikit dibandingkan negara tetangganya, para ahli berpendapat Timor Leste tidak menutupi kasus Covid-19 di negaranya.

Baca Juga: Dilakukan dalam 2 Periode, Begini Penjelasan Program Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Salah satu akedemisi dari New South Wales University, Augustine Asante, menuturkan Timor Leste memang tak mengalami lonjakan jumlah pasien.

Pihaknya juga tidak melihat peningkatan kematian yang tidak normal.

Terlepas semakin meningkatnya perawatan kesehatan di Timor Leste, negara tersebut masih menghadapi permasalahan kesehatan lain.

“Jumlah Unit Perawatan Intensif (ICU) di seluruh negeri terbatas. Lebih penting lagi, keahlian klinis yang terbatas untuk menangani pasien yang sakit kritis menggunakan ventilator,” kata kantor WHO di Dili.

Baca Juga: Rasakan Gejala Sejak Desember, Begini Kronologi Kevin Sanjaya yang Dikabarkan Positif Covid-19

Asante mengatakan, Timor Leste juga masih melaporlkan tingkat tuberkulosis tertinggi di dunia, sekitar 500 kasus per 100.000 orang.

“Selain itu, terdapat malnutrisi kronis, tingkat merokok yang tinggi, dan kualitas layanan kesehatan yang buruk"

"yang semuanya mempersulit upaya pemerintah untuk mengendalikan tuberkulosis dan meningkatkan hasil kesehatan secara umum,” katanya kepada Al Jazeera.

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Dunia Akui Kehebatan Timor Leste, Tidak Ada yang Meninggal Akibat Covid-19, Seperti Apa Strageginya?

(*)

Tag

Editor : Linda Fitria

Sumber Wartakotalive