GridHype.ID - Hingga kini pandemi virus corona masih mewabah di seluruh penjuru dunia.
Termasuk di Indonesia, pandemi virus corona masih menjadi momok mengerikan bagi masyarakat.
Terhitung sudah lima bulan lebih Indonesia berjuang melawan pandemi virus corona.
Berbagai elemen mulai dari Pemerintah, masyarakat, sampai tenaga medis masih bahu-membahu menangani keberadaan Covid-19 ini.
Di antaranya Pemerintah kian gencar menyosialisasikan Gerakan 3 M di masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Gerakan 3 M tersebut meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Gerakan ini merupakan salah satu upaya pencegahan untuk memutus rantai penularan Covid-19 di Indonesia.
Salah satu gerakan yang kini menjadi fokus pemerintah dan gencar disosialisasikan kepada masyarakat yakni gerakan memakai masker.
Diwartakan melalui lama Covid-19.go.id, Pemerintah Indonesia akan secara bertahap mensosialisasikan setiap gerakan kepada masyarakat sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dan dipraktekkan.
Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo saat rapat terbatas penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi pada 3 Agustus 2020 lalu.
Hal ini juga dijelaskan oleh Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes yang mengatakan bahwa penyampaian informasi ke masyarakat terkait perilaku saat adaptasi kebiasaan baru harus dilakukan secara bertahap dimulai dari gerakan memakai masker seperti saat ini.
"Ada perubahan-perubahan dari sifat virus itu sendiri, sehingga pemakaian masker itu paling tidak mencegah terjadinya penularan dan mencegah infeksi dari orang lain," ujar Riski dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Baca Juga: Muncul Gejala Baru, Begini Cara Bedakan Sakit Kepala Biasa dengan Pusing karena Virus Corona
Lebih lanjut, ada kabar baik mengenai perkembangan vaksin Covid-19.
Hal ini karena Indonesia disebutkan akan mendapatkan prioritas akses vaksin Covid-19 yang dibuat China, setelah mendapatkan persetujuan.
Dilansir Grid.ID dari CNA via Kompas.com, ini menjadi keuntungan bagi Indonesia karena berpartisipasi dalam uji coba tahap akhir pada manusia dari kandidat vaksin produksi Sinovac Biotech, yang merupakan salah satu vaksin di dunia yang memasuki uji klinis fase 3.
Baca Juga: Pemerintah Janjikan Beri Bantuan pada Karyawan Non PNS dan BUMN Sebesar Rp600 Ribu, Simak Syaratnya
“Tentu kita akan mendapat prioritas, itu komitmen mereka," ujar Ketua Uji Klinis Bio Farma, Rini Mulia Sari, Rabu (12/8/2020).
Bio Farma merupakan perusahaan farmasi milik negara dan satu-satunya produsen vaksin di Indonesia.
Perusahaan ini bekerja sama dengan Universitas Padjajaran (Unpad) dalam melakukan uji coba di Indonesia.
Baca Juga: Angin Surga! Jokowi Ungkap Tahun Depan Vaksin Covid-19 Sudah Bisa Diproduksi dan Diedarkan
Uji kandidat vaksin, yang dikenal sebagai CoronaVac, dilakukan pada 1.620 relawan selama enam bulan.
Sinovac juga melakukan uji coba di negara lain seperti Brasil dan Bangladesh.
Jika uji coba berhasil, Bio Farma akan memproduksinya di Bandung.
"Juga akan ada transfer teknologi. Jadi yang akan dipasarkan (di Indonesia) adalah yang di produksi Bio Farma, artinya akan mengusung brand Bio Farma," kata Rini.
Kemudian, transfer teknologi akan mencakup formula untuk memproduksi vaksin tersebut.
Sementara itu, pihak perusahaan percaya bahwa vaksin tersebut siap digunakan paling cepat Maret tahun depan.
Selain bermitra dengan Sinovac, saat ini Indonesia juga sedang mengembangkan vaksin sendiri.
Indonesia bekerja sama dengan negara penghasil vaksin potensial lainnya seperti Korea Selatan dan Uni Emirat Arab.
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Kemusnahan Corona Semakin di Depan Mata! Indonesia Akan Jadi Priorotas Penerima Vaksin Covid-19 dari Cina, Segera Produksi di Bandung
(*)