GridHype.ID - Hingga hari ini angka infeksi virus corona masih saja mengalami peningkatan.
Melansir dari Worldometers, angka kasus di dunia sendiri hingga Jumat (7/8/2020) pagi,tercatat mencapai 19.223.471 kasus.
Dari jumlah itu, sebanyak 716.280 orang meninggal dunia, dan 12.337.543 orang sembuh.
Seolah virus corona belum usai, dunia tiba-tiba dikejutkan dengan kemunculan virus baru di China yang disebabkan olehgigitan kutu dan menular dari orang ke orang.
Seperti dikabarkan Global Times, Kamis (6/8/2020), sebanyak 37 orang di Provinsi Jiangsu, China timur, didagnosis dengan Severe Fever with Thrombocytopenia Syndrome (SFTS), atau demam parah pada tahun ini.
Gejala penyakit ini disebabkan oleh virus baru (novel bunya virus) yang disebabkan oleh tick atau kutu, yang kemudian dikenal sebagai salah satu penyakit yang dibawa oleh virus tick borne.
Lantas apa itu virus tick borne?
Dikutip dari jurnal yang diterbitkan di Science Direct, Jumat (7/8/2020), infeksi virus ini didiagnosis dengan SFTS, yang mana pasien ditandai dengan sindrom demam akut dengan suhu di atas 38 derajat Celsius.
Selain itu, trombositopenia dan leukopenia kurang dari normal, khususnya yang berhubungan dengan riwayat gigitan kutu di daerah endemik.
Demam parah dengan sindrom trombositopenia atau SFTS ini juga ditemukan pada tahun 2009 di China tengah.
Dikenal sebagai sindrom klinis baru dengan kemiripan klinis dan epidemiologis dengan anaplasmosis manusia.
Agen penyebab SFTS diidentifikasi sebagai novel phlebovirus atau virus SFTS, sedangkan pada kasus tick borne yang menjadi viral di China saat ini disebabkan oleh novel bunya virus.
Menurut jurnal PubMed National Library of Medicine, sejumlah peneliti di China mencoba meneliti penyebab penyakit seperti demam berdarah yang terjadi pada petani.
Berdasarkan deteksi yang dilakukan, mereka menemukan sebuah virus yang tidak diketahui dalam sampel darah orang yang terinfeksi dan dari kutu Haemaphysalis yang dikumpulkan dari anjing.
Analisis sekuens genom keseluruhan mengidentifikasi virus itu sebagai anggota baru dari Bunyaviridae atau bunya virus.
Gejala infeksi virus tick borne
Selanjutnya, infeksi dikonfirmasi dengan RT-PCR pada 33 dari 58 pasien yang dicurigai terinfeksi virus ini.
Penelitian dilaporkan Chinese Medical Association Publishing House Ltd ini mengungkapkan pada pasien yang terinfeksi virus tick borne ini ditandai dengan beberapa gejala.
1. Demam akut di atas 38 derajat Celsius
2. Malaise parah
3. Perut mual
4. Muntah
5. Diare
Selain itu, temuan menonjol di laboratorium menunjukkan rendahnya jumlah sel darah putih dan trombosit.
Pasien yang terinfeksi virus tick borne ini juga mengalami gangguan koagulasi, dan peningkatan enzim hati.
Bahkan, komplikasi hemoragik dapat menyebabkan kematian.
Bunyavirus atau virus tick borne yang ditularkan melalui kutu menyebabkan seperti demam berdarah yang mengancam jiwa pada manusia dan muncul di China.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), patogen yang ditularkan melalui kutu dapat ditularkan ke manusia lewat gigitan kutu yang terinfeksi.
Kutu dapat terinfeksi oleh bakteri, virus, atau parasit.
Di Amerika Serikat, ada beberapa penyakit yang ditularkan melalui kutu.
Penyakit paling umum antara lain Lyme, babesiosis, ehrlichiosis, Rocky Mountain Spotted Fever, anaplasmosis, penyakit ruam terkait kutu selatan, demam kambuh yang ditularkan kutu, dan tularemia.
Penyakit Lyme adalah penyakit tick borne yang paling sering dilaporkan di Amerika Serikat.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Belum Selesai Pandemi Covid-19, Ada Lagi Penyakit Baru Menghantui di Tengah Pandemi Covid-19, Virus Tick Borne Disebut Sebagai Penyebabnya
(*)