Ngeri 6700 Orang Meninggal Dunia dalam 2 Minggu! Mayat Tergeletak di Jalanan Bahkan Sang Presiden Sudah Angkat Tangan

Jumat, 24 April 2020 | 16:35
amerika21.de

Negaranya Kalah Lawan Corona, Presiden Ekuador Bingung Ribuan Mayat Warganya Bergelimpangan di Jalan Tak Dikubur

GridHype.ID - Virus corona tercatat sudah menginfeksi 210 negara di belahan dunia ini.

Semua negara sedang berjuang mengentaskan permasalahan pandemi global ini.

Tapi, tidak semua negara menang melawan corona.

Banyak negara-negara dengan sistem kesehatan buruk terancam dilalap corona tanpa ampun.

Baca Juga: Dapat Warisan Rumah, Pria ini Malah Temukan Brankas Peninggalan Keluarga Besarnya Saat Jaman Perang Dunia, Bukan Emas Melainkan Hal Berharga ini yang Ada di Dalamnya

Seperti di negara Amerika Latin, Ekuador.

Disana warganya harus banyak mengelus dada karena keluar rumah sudah ada mayat bergelimpangan di jalan.

Sebanyak 6.700 orang di Provinsi Guayas, Ekuador, dilaporkan meninggal dunia di dua minggu pertama bulan April.

Hal tersebut menjadikan Guayas sebagi area paling terdampak bukan hanya di negara itu, tapi di seluruh Amerika Latin.

Kematian tersebut tidak hanya terkait Covid-19.

Baca Juga: Punya Lahan Kosong tapi Bingung Cara Memanfaatkannya? Mungkin Langkah Ini Jadi Solusinya

Layanan kesehatan setempat lumpuh karena pandemi dan banyak pasien dengan kondisi kesehatan lainnya tidak dapat mendapatkan layanan kesehatan yang seharusnya.

Guayaquil, kota mayat

"Kami sudah melihat orang meninggal di mobil, di ambulans, di rumahnya, di jalanan," kata Katty Mejía, seorang pekerja di rumah duka di Guayaquil, ibu kota negara bagian dan kota terbesar di Ekuador, menyadur dari BBC.

"Salah satu alasan mereka tidak dirawat di rumah sakit karena alasan kekurangan tempat tidur. Jika mereka ke klinik swasta, mereka harus membayar dan tidak semua orang punya uang," sambungnya.

Dalam masa pandemi di kota dengan populasi 2,5 juta penduduk itu, rumah duka kewalahan, bahkan sebagian harus tutup sementara karena pekerjanya ketakutan terjangkit virus.

Baca Juga: Jangan Simpan Telur Terlalu dalam Kulkas? Ternyata Ini Jawaban Tepat Mengenai Daya Simpannya

Kerabat yang putus asa membiarkan mayat tergeletak di depan rumah, sementara sebagian lain membiarkannya di tempat tidur hingga berhari-hari.

Kota Guayaquil juga mulai kehabisan ruang untuk menguburkan mayat, memaksa sebagian orang untuk membawa jenazah kerabat ke kota tetangga untuk dimakamkan di sana.

BBC
BBC

Ekuador mencatat 5.000 kematian dalam semalam.

Kebutuhan untuk menguburkan jenazah sangat tinggi hingga sebagian warga menggunakan kotak karton sebagai peti mayat.

Kini, narapidana juga membuat peti mati dari kayu.

Baca Juga: 5 Tips Ajarkan Puasa Ramadan agar Si Kecil Kuat Seharian!

Negara 'gagal'

Presiden Ekuador, Lenín Moreno mengakui negara telah gagal mengatasi krisis kesehatan.

Hingga 16 April, pemerintah yakin hanya 400 orang meninggal dunia karena virus corona.

Tapi setelah Satuan Tugas Gabungan Virus Corona mengumpulkan semua data, gambaran besarnya berubah.

"Dengan angka yang kita dapat dari Kementerian Dalam Negeri, tempat pemakaman umum, kantor pencatatan sipil dan tim kami, kami sudah menghitung setidaknya 6.703 kematian di Guayas di 15 hari pertama pada April," kata Jorge Wated, kepala Satgas pemerintah.

Tidak semua kematian di Guayas terkait langsung dengan Covid-19, sebagian orang meninggal karena gagal jantung, masalah ginjal, atau masalah kesehatan lain yang memperburuk kondisi karena tidak segera ditangani.

Baca Juga: 7 Hal Penting yang Harus Dilakukan Selama Puasa Ramadhan agar Berat Badanmu Bisa Ideal

Dampak sekunder

Perkembangan ini menimbulkan pertanyaan di penjuru kawasan, akankah pandemi menimbulkan dampak sekunder yang sama di negara-negara Amerika Latin lainnya atau di kawasan lain di dunia dengan sistem kesehatan yang lemah?

"Kesehatan masyarakat di Ekuador selalu bermasalah. Ini merupakan salah satu titik lemah di hampir semua periode pemerintahan," kata Dr Carlos Mawyin kepada BBC.

Ia menduga krisis Covid-19 merupakan badai besar di Ekuador.

"Dengan sistem kesehatan yang lemah dan jumlah pasien yang tinggi, ICU dengan cepat menjadi lumpuh," katanya.

Ekuador telah memperpanjang jam malam dan berjanji akan mengetes makin banyak pasien.

Tapi bagi warga di Guayaquil yang telah melihat orang terkasih meninggal dunia, janji itu sudah terlambat.

Baca Juga: Asal-asalan, Ariel Noah Nekat Potong Rambut Pakai Gunting Mie Instan,Begini Penampilan Barunya

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Negaranya Kalah Lawan Corona, Presiden Ekuador Bingung Ribuan Mayat Warganya Bergelimpangan di Jalan Tak Dikubur

(*)

Editor : Nailul Iffah

Sumber : Sosok.id

Baca Lainnya