GridHype.ID - Kisah pilu kembali dialami keluarga pasien positif Corona di Indonesia.
Jika sebelumnya pemakaman pasien ditolak warga Banyumas, kini kejadian serupa terjadi di Semarang.
Mirisnya, pasien positif Corona yang meninggal adalah seorang perawat.
Baca Juga: Kalang Kabut 150 Anggota Kerajaan Positif Corona, Raja Salman dan Putra Mahkota Mengasingkan Diri
Profesi yang diketahui menjadi garda terdepan penanganan pandemi Corona ini.
Melansir Kompas.com, pasien meninggal diketahui adalah perawat RSUP Kariadi Semarang yang sebelumnya merawat bangsal khusus lansia.
Perawat tersebut dikonfirmasi meninggal akibat Covid-19, pada hari Kamis (9/4/2020) setelah sebelumnya sempat dirawat.
Malangnya, proses pemakaman yang harusnya berjalan cepat justru terhambat izin warga.
Warga lingkungan TPU Sewakul, Ungaran Timur menolak jenazah perawat dimakamkan di sana.
Penolakan itu pun berujung pada pemindahan lokasi pemakaman yang semula di Ungaran menjadi TPU Bergota Semarang.
Kabar penolakan ini pun langsung menyebar dan membuat Edy Wuryanto selaku Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jateng miris.
Ia merasa prihatin atas apa yang terjadi pada petugas kesehatan yang sudah berjuang itu.
"Saya prihatin dengan fobia warga yang berlebihan menolak pemakaman jenazah Covid-19.
Baca Juga: 5 Resep Jamu Empon-empon yang Bisa Dibuat Sendiri di Rumah, Dijamin Enak!
Beruntungnya saat ini jenazahnya telah dimakamkan di pemakaman keluarga RSUP Kariadi di TPU Bergota. Sudah langsung dimakamkan sesuai prosedur khusus untuk penanganan jenazah Covid-19.
Ada suami dan keluarga yang hadir namun terbatas sekali dan tetap berjarak. Kebetulan suaminya juga perawat jadi memahami sekali prosedurnya," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/4/2020).
Jenazah di Tolak Warga
Sebelum di Semarang, kejadian serupa juga pernah terjadi di Banyumas dan Gowa.
Baca Juga: Isi Waktu Luangmu di Rumah dengan Skill Baru! Berikut Cara Cepat dan Gampang Belajar Bahasa Asing
Melansir Grid.ID, jenazah pasien positif Corona di Banyumas bahkan harus dipindah beberapa kali.
Para warga takut kalau jenazah yang hendak dimakamkan itu menularkan virus Corona.
Padahal pihak polisi yang ikut membantu proses pemakaman tersebut sudah menjelaskan kalau sudah ada prosedur khusus untuk memakamkan pasien.
Baca Juga: Niat Hati Ingin Hilangkan Jerawat, 4 Cara Ini Justru Bikin Tambah Parah Loh, Apa Saja, Ya?
Jika prosedur tersebut dilakukan, warga seharusnya tidak perlul khawatir dan juga takut.
Sayang sosialisasi dan pemahaman akan stigma soal virus Corona ini agaknya masih belum diterima masyarakat secara menyeluruh.
(*)