Dampak dari Lockdown, Warga Miskin di Malaysia Kini Terancam Alami Kelaparan Hebat

Kamis, 26 Maret 2020 | 18:00
Bloomberg

Malaysia Lockdown

Gridhype.id-Pemberlakuan Lockdown di sejumlah negara akibat virus corona memberikan dampak yang signifikan terhadapp warganya.

Salah satunya Malaysia yang telah memberlakukan Lockdown pada Rabu, 18 Maret 2010 hingga 31 Maret 2020.

Tujuannya tak lain demi menekan penyebaran virus corona (Covid-19).

Sebab, lebih dari 500 warga Malaysia telah dinyatakan positif corona.

Baca Juga: Maia Estianty Ambil Lagkah Tegas Untuk Hadapi Corona di Rumah, Sampai Pisah Ranjang dengan Irwan Mussry

Namun ternyata muncul masalah baru dari sistem 'Lockdown' yang dicanangkan pemerintah.

Melansir dari Tribunnews yang mengutip dari The Star pada Kami (26/3/2020), banyak warga miskin di Malaysia yang mulai kelaparan.

Lantaran mereka tak dapat makanan ataupun uang untuk membeli makanan sehari-hari mereka.

Mereka pun kini kebingungan.

Baca Juga: Kisah Pasien Corona di Wuhan yang Sembuh Namun Meninggal Setelah Pulang dari RS, Bisakah Pasien yang Sembuh Terinfeksi Lagi?

Bagaimana tidak, mereka telah beberapa hari ini tak bisa membeli makanan lantaran tak mendapat penghasilan yang disebabkan oleh sistem penguncian yang dilakukan pemerintah.

Salah satu penarik becak yang bernama RA (53) di Malaysia buka suara atas apa yang ia alami sejak kebijakan pembatasan interaksi (Social Distancing) dan sistem Lockdown diberlakukan di negeri jiran.

RA terakhir mendapatkan dua penumpang pada Kamis lalu.

Mereka merupakan wisatawan asal Johor.

Namun aktivitasnya kini dihentikan oleh polisi setempat dan ia bersama para penarik becak lainnya disuruh kembali ke rumah masing-masing.

"Aku telah menunggu di Dewi Kuil Rahmat, mungkin ada yang datang memberikan makanan gratis, tapi tidak ada yang datang," kata RA, dikutip dari Tribunnews yang melansir dari The Star.

Baca Juga: Sukses Tangani Vorus Corona Lebih Baik dari Negara Lain, Rupanya 3 Hal ini yang Dilakukan Pemerintah Korea Selatan Untuk Melindungi Warganya

Menurutnya, jika banyak penarik becak terlihat menunggu di kawasan itu, mereka akan diusir oleh para polisi yang berjaga.

"Jika terlalu banyak dari kami yang menunggu di sana, polisi atau petugas dewan kota akan datang dan menyuruh kami pulang," jelas RA, dikutip dari Tribunnews yang melansir dari The Star.

Lebih lanjut RA menambahkan bahwa jika dirinya pulang ke rumah pun, ia juga sama sekali tidak memiliki stok makanan, sedangkan dirinya saat ini sangat kelaparan.

"Jika saya pulang, saya tidak punya makanan di rumah."

"LSM biasanya memberikan makanan sehari-hari."

"Saya bahkan bersepeda ke semua tempat yang biasanya menjadi lokasi pengiriman makanan, tetapi mereka telah berhenti melakukannya."

"Saya sangat lapar sekarang," tegas RA.

Baca Juga: Jaga Sistem Kekebalan Tubuh Untuk Cegah Virus Corona dengan Mengkonsumsi 6 Makanan Berikut ini

Bahkan kisah menyedihkan itupun membuat sang reporter yang sedang mewawancarainya hingga tersentuh dan memberikan uang senilai RM 10 agar RA bisa membeli makanan.

Para penarik becak di George Town, Penang, memang tengah menghadapi kelaparan karena makanan gratis yang biasanya mereka peroleh dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) lokal dihentikan untuk sementara waktu.

Sehingga banyak warga kurang mampu di Malaysia yang mulai mengalami kelaparan.

Perlu diketahui, pengendara becak di Penang biasanya jauh lebih tua dan tidak memiliki penghasilan sebanyak penarik becak di Melaka.

Ketua Komite Masyarakat Kesejahteraan dan Peduli negara bagian Phee Boon Poh menilai situasi saat ini memang sangat sulit.

Hal tersebut karena bahan makanan yang biasa siperoleh di pasar modern pun mulai habis.

Baca Juga: Enggak Perlu Dipercaya, Berikut 6 Mitos Seputar Corona yang Banyak Beredar di Masyarakat

Padahal selalu ada pembagian makanan gratis bagi warga kurang mampu di negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia tersebut.

"Saya menyadari situasinya."

"Karena semua panik membeli, hypermarket dan supermarket tidak lagi memiliki sisa makanan untuk disumbangkan ke Bank Makanan Mutiara."

"Stok kami sangat minim sekarang," jelas Phee Boon Poh.

"Departemen Kesejahteraan bekerja sama dengan lembaga-lembaga amal untuk menyiapkan makanan dan mengirim dari rumah ke rumah bagi yang membutuhkan," kata Phee Boon Poh.

"Sebagian besar warga kurang mampu, memiliki rumah."

"Jadi silakan pulang. Kami bekerja keras untuk mencari cara yang aman untuk membantu Anda," pungkas Phee Boon Poh.

Presiden komunitas ini, Wendy Ang mengatakan jika para petugas kesejahteraan berada di garis depan dan diizinkan keluar oleh pemerintah, maka pihaknya bersedia mencari katering untuk memasak makanan agar bisa didistribusikan oleh petugas kepada warga kurang mampu.

Baca Juga: Jadi Negara dengan Kematian Virus Corona Terbanyak Setelah China, Pemerintah Italia Umumkan Penutupan Seluruh Negara HIngga 3 April

"Saya setuju bahwa kami tidak boleh memberi makanan di jalanan selama pembatasan interaksi ini."

"Karena dengan berada di jalanan, kami bisa menyebarkan Covid-19 kepada warga kurang mampu itu."

"Tapi kalau petugas mau dan bisa mengirim makanan ke rumah mereka yang tidak mampu, kami bersedia menyediakan makanannya," tegas Wendy.

Sedangkan Komisioner Masyarakat Tzu Chi Merit Masyarakat Buddhis Penang Khoo Boo Leong mengatakan para relawannya telah diperintahkan untuk mundur sementara.

"Mereka bukan petugas kesehatan, sehingga kami tidak bisa mengambil risiko hidup mereka."

"Tapi kami siap membantu yang membutuhkan jika negara memanggil kami," kata Boo Leong.

(*)

Artikel ini sudah tayang di Intisari online dengan judul "Miris! Perlakukan Lockdown, Berimbas Pada Warga Miskin di Malaysia yang Mulai Terancam Kelaparan Hebat, Tukang Becak: Saya Sangat Lapar Sekarang

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Sumber : tribunnews, intisari online

Baca Lainnya