GridHype.ID - Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab defisiensi vitamin D. Seperti faktor fisiologis, usia dan kondisi kesehatan, termasuk obesitas atau tubuh tidak dapat menyerap cukup nutrisi dari makanan. Bahkan tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang memadai dilihat dari kebiasaan berpakaian, penggunaan tabir surya, dan gaya hidup dengan aktivitas luar ruangan yang terbatas. Serta kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin D. Tentu hal ini pada akhirnya berdampak pada kesehatan, khususnya daya tahan tubuh. Beberapa gejala defisiensi vitamin D yang dapat dilihat oleh tubuh.
Di antaranya, rendahnya daya tahan tubuh sehingga lebih mudah terkena infeksi, sering merasa lelah, sakit tulang dan otot, serta penyembuhan luka terganggu atau lama. Tak hanya itu, risiko terhadap penyakit lain juga bisa meningkat, seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan.
Anak-anak yang mengonsumsi ASI dengan vitamin D yang tidak memadai pun memiliki risiko kemungkinan menderita rakhitis.
Baca Juga: Kanker Payudara Jadi Hal Mengerikan Bagi Wanita, Asupan Vitamin D dalam TubuhTernyata Bawa Pengaruh BesarOleh sebab itu, langkah-langkah khusus untuk menghindari terjadinya defisiensi vitamin D ini sangat dibutuhkan, agar mampu meningkatkan daya tahan tubuh, sekaligus menjaga tubuh dari penyakit. Maka, 3 langkah ini bisa dilakukan guna mencegah terjadinya defisiensi vitamin D, yakni: 1. Melakukan pengecekan kadar vitamin D secara berkala. Pemeriksaan kadar vitamin D rutin 6 (enam) bulan sekali bisa dilakukan untuk mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh, di mana normalnya adalah 25-80 ng/mL. 2. Memperbanyak kegiatan di luar ruangan dan mengonsumsi makanan dengan kandungan vitamin D. Melakukan kegiatan di luar ruangan, seperti berolahraga, dapat membantu tubuh mendapatkan paparan sinar UV-B dari matahari. Di mana diharapkan kulit yang diinduksi oleh sinar UV-B ini dapat memproduksi vitamin D. Jangan lupa perhatikan waktu dan berapa lama hal tersebut sebaiknya dilakukan.Pemenuhan vitamin D juga dapat berasal dari makanan yang kita konsumsi, seperti salmon, tuna, hati sapi, serta jamur.
Baca Juga: Tak Hanya untuk Pasien Covid-19, Vitamin D Dianggap Mampu Kurangi Risiko Kanker Payudara3. Mengonsumsi suplemen vitamin D Memastikan makanan yang dikonsumsi hanya dapat memenuhi 20% kebutuhan vitamin D dalam tubuh. Berjemur tidak cukup untuk memenuhi 80% sisa kadar vitamin D yang dibutuhkan sehari-hari secara optimal, maka suplementasi sangatlah dibutuhkan.
Di mana, vitamin D3 lebih disukai sebagai suplemen dibandingkan D2. Karena lebih lama bertahan di darah, serta mampu meningkatkan kadar vitamin D dan menjadikannya bentuk aktif untuk berbagai aksi penting bagi sel-sel tubuh. Vitamin D3 1000 IU cukup ideal dikonsumsi untuk menjaga kadar vitamin D tetap optimal, sekaligus mencegah terjadinya defisiensi vitamin D. Dengan sifat anti-inflamasi dan imunoregulasinya, vitamin D berguna untuk aktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh. Sehingga berperan penting dalam pencegahan terhadap infeksi, penyakit, dan gangguan terkait kekebalan tubuh.
Bahkan terdapat pula sebuah studi yang menyebutkan secara spesifik bahwa pasien dengan kadar serum D3 yang optimal kurang lebih 50 ng/mL, berasosiasi dengan kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami konsekuensi fatal akibat Covid-19. Penggabungan vaksinasi dengan penguatan sistem kekebalan tubuh melalui konsumsi suplemen vitamin D3 secara konsisten.
Berpotensi membantu mencegah risiko-risiko berat virus corona.
Terutama dengan masuknya varian Omicron sejak pertengahan Desember 2021.
Baca Juga: 8 Dampak Buruk Jika Tubuh Kekurangan Vitamin D, Makanan Ini Jadi Solusi Ampuh