Selain itu penyebab lain adalah anak terlalu sering mengonsumsi makanan high glukemi indeks atau tinggi karbohidrat, gula dan tepung.
Kedua, anak dianjurkan untuk mengonsumsi protein hewani.
"Untuk memutus mata rantai seperti ini adalah kita stop jenis makanan dulu. Junkfood ganti ke realfood. Makanya dikenyangkan dengan protein hewani," paparnya lagi.
Misalnya, beri anak telur dadar, ayam atau ikan yang lebih banyak porsiny ketimbang karbohidrat.
"Jadi protein dibanyakin supaya mencegah karbohidrat cepat serap. Sebab peran pola makan ini jauh lebih besar dari pada pola gerak. Kalau anak obesitas disuruh olahraga berat, susah. Jalan kaki saja berat," papar dr Piprim.
Sehingga, saat anak obesitas, yang utama sekali diubah adalah pola makan.
Setelahnya baru dianjurkan olahraga sesuai dengan kemampuan dan usianya.
Ketiga, jika memang ingin makanan yang manis, maka bisa diganti dengan pemanis non kalori.
"Minuman manis gula, bisa diganti pemanis non kalori seperti stefia dan lainnya. Ini bisa jadi alternatif pemanis untuk anak obesitas. Bahkan anak tidak obesitas boleh juga pemanis stefia," tutupnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Tips dari IDAI untuk Orang Tua yang Punya Anak Terlanjur Obesitas"