Selama berkeliling Pura Mangkunegaran, mereka didampingi langsung oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X.
Beberapa titik di tempat tersebut yang dipantau, antara lain Pendopo Mangkunegaran, Taman Pracima, dan jalur keluar-masuk.
Ada pun, Pura Mangkunegaran yang beberapa waktu ke depan menjadi saksi kesungguhan cinta Kaesang dan Erina adalah tempat sarat nilai historis.
Alasannya, Pura Mangkunegaran yang sudah dibangun sejak tahun 1757 berdiri berkat Perjanjian Salatiga.
Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Sunan Pakubuwana III dengan Raden Mas Said bertempat di Salatiga.
Proses penandatanganan Perjanjian Salatgia turut disaksikan oleh perwakilan Sultan Hamengkubuwana I dan VOC.
Bermula dari situlah, Raden Mas Said yang menandatangani Perjanjian Salatiga memposisikan dirinya sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.
Ia berkuasa atas wilayah Matesih, Sembuyan, Gunung Kidul, Kedaung, Kedu, hingga Pajang bagian utara dan berkedudukan di Puro Mangkunegaran.
Nah, ngomong-ngomong soal keberadaannya di Kota Solo, Mangkunegaran adalah kadipaten yang posisinya berada di bawah Kasunanan dan Kasultanan.
Karena alasan itulah penguasa Pura Mangkunegaran tidak diberi gelar sebagai sunan ataupun sultan.
Tapi, pada tahun 1757-1946 Mangkunegaran diposisikan sebagai kerajaan otonom yang akhirnya memiliki wilayah nan luas.
Selain itu, status kerajaan otonom yang dimiliki Mangkunegaran membuatnya berhak memiliki tentara sendiri yang independen dari Kasunanan.