Di antara sekian banyak seniman yang menuangkan pikiran dan pendapat melalui karya, salah satunya adalah Alfred Simanjuntak sebagai perwakilan seniman Batak Toba.
Melalui Bangun Pemudi Pemuda, Alfred Simanjuntak "menghipnotis" kaum muda kala itu untuk rela berkorban demi Tanah Air.
Kendati demikian, lagu ini pula yang membawa ancaman bagi dirinya untuk mendapatkan hukuman dari Jepang.
Sebab pada zaman dahulu, tak jarang seniman yang dipenjara lantaran karya yang dinilai provokatif dan mengundang semangat juang.
Dua belas tahun silam, dalam sesi wawancara bersama Majalah Dia, Alfred Simanjuntak mengaku mendapatkan inspirasi nada dan lirik Bangun Pemudi Pemuda di kamar mandi.
Dia pun cepat-cepat keluar untuk menuliskan syairnya dalam selembar kertas agar tak lupa.
Tak butuh waktu lama, selang satu jam, Alfred sudah menyelesaikan lagu bertajuk Bangun Pemudi Pemuda.
Alfred Simanjuntak pun mengungkapkan alasan unik mengapa kata pemudi lebih dulu dibanding pemuda.
Menurut dia, sosok pemudi jauh lebih penting daripada pemuda. Pasalnya, tak ada pemuda yang lahir tanpa adanya pemudi.
Dia pun ingin mendobrak kebiasaan Indonesia yang senang mendahulukan Bapak dibanding Ibu.
"Nah, saya mau labrak itu. Di mana pun, di dunia, disebutkan ladies and gentlemen, juga di Belanda, di Jerman, dan banyak belahan dunia lain," tutur Alfred Simanjuntak.
Baca Juga: Innalillahi, Amou Haji Meninggal Dunia, Julukan Pria Terkotor di Dunia Bakal Beralih ke Sosok Ini