“There is no everlasting friends but only interest. Dalam politik, tidak ada saudara atau sahabat yang abadi, yang ada adalah kepentingan," ujarnya lagi.
Dalam kesempatan tersebut Lucky Sondakh pun membenarkan, ia merasa sudah membuktikan pernyataan Nicollo Machiavelli dari kasus putrinya sendiri.
Lucky menambahkan, demi kepentingan orang-orang menyudutkan dan menjerumuskan putrinya ke dalam perbuatan yang fatal.
Dalam hal ini Lucky menggambarkan bahwa di dunia politik seseorang akan berhadapan dengan serigala berbulu domba.
“Di dalam politik, enggak ada persahabatan. Itu yang saya bilang, dalam politik Anda berhadapan dengan serigala berbulu domba.
Bos bilang mau mempromosikan kamu, tapi akhirnya malah menjerumuskanmu,” kata Lucky Sondakh.
Melansir dari Gridfame.ID, Lucky Sondakh juga sempat menempuh pendidikan Diploma Master dan Doctor di University of New England.
Tak sampai di situ saja, Lucky Sondakh merupakan penerima beasiswa Ford Foundation dan pemerintah Australia.
Sekembalinya ke Indonesia, Lucky Sondakh langsung menjadi seorang dosen di sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) di Manado, Sulawesi Utara.
"Keluarga kami kembali ke Manado. Saya kembali menjadi dosen di Universitas Sam Ratulangi,"
Kasus Angelina Sondakh