Sementara sebagian ulama lagi mengatakan, ‘Syakban’ berasal dari kata ‘As-sya‘bu’ (dengan fathah pada huruf syin), secara harfiah ‘menambal’ di mana Allah menambal (menghibur atau mengobati) patah hati (hamba-Nya) di bulan Syakban.
“Ada pula ulama yang memahami bulan ini dengan makna selain yang disebutkan sebelumnya. Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban, cetakan pertama, tahun 1424 H, halaman 5,” paparnya.
Lantas, Alhafiz pun memberikan makna dan tafsir atas bulan Sya'ban ini berdasarkan sumber dari Sayyid Muhammad bin Alwi.
“Tampaknya nama bulan Sya'ban yang mulia ini sejalan dengan sejumlah keistimewaan yang ada di dalamnya. Allah menerima dan melipatgandakan amal baik hamba-Nya di bulan Sya'ban ini,” tambahnya.
Menurut Alhafiz, kita dianjurkan untuk istighfar, shalawat, tadarus Al-Quran, mengajukan permohonan, meminta kesembuhan, dan salat guna memohon sesuatu kepada Allah SWT.
“Karenanya tidak heran kalau ada juga ulama yang menyebut Sya'ban sebagai Bulan Selawat untuk Rasulullah SAWdan Bulan Al-Quran," tutupnya.
Sebuah bulan yang secara asal-usul memang sudah istimewa, bulan yang sayang sekali kalau dilewatkan oleh Umat Islam agar kelak berjumpa dengan bulan suci Ramadandengan penuh ketawaduan.
Wallahu a ‘lam.
Artikel ini telah tayang di kompas.tv dengan judul Asal Usul Bulan Syaban yang Jarang Diketahui (12/3/2022).
(*)