Menanggapi hal tersebut, dr Iskandar mengatakan bahwa mutasi pada gen BRCA1- dan BRCA-2 adalah yang paling signifikan meningkatkan risiko kanker payudara dan kanker rahim.
Menurutnya, rata-rata perempuan dengan mutasi gen BRCA-1 memiliki kemungkinan hingga 72 persen untuk menderita kanker payudara.
Sementara, perempuan dengan mutasi gen BRCA-2 memiliki kemungkinan kanker payudara sebesar 69 persen.
“Pasien yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker payudara, seperti ibu kandung, saudara kandung perempuan, serta anak perempuan, sebaiknya melakukan screening sejak dini.
Tujuannya, untuk memeriksa apakah pasien memiliki mutasi gen BRCA atau gen lain yang diturunkan dari keluarga,” ujar dr Iskandar.
Dalam melakukan diagnosis, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan.
Adapun pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan fisik, pemeriksaan dengan mamografi yang disarankan untuk perempuan berusia di bawah ataupun di atas 40 tahun, serta biopsi.
Dokter Iskandar menjelaskan, biopsi adalah mengambil sampel jaringan payudara untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
“Melalui pemeriksaan tersebut, pasien dapat mengetahui jenis sel kanker dan stadium kanker,” ujar dr Iskandar.
Setelah dokter menegakkan diagnosis, langkah selanjutnya adalah menentukan stadium kanker.
Penentuan stadium ini berguna untuk menentukan prognosis dan pilihan terapi yang sesuai. Nantinya, pemeriksaan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.