Namun, virus NeoCov sebenarnya bukan varian baru dari virus corona yang menjadi penyebab pandemi global saat ini.
Sebaliknya, NeoCov adalah virus yang berasal dari jenis virus corona yang berbeda yang terkait dengan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).
Sejauh ini, asal-usul Mers-CoV sendiri tidak sepenuhnya dapat dipahami.
MERS-CoV, selama ini dikenal sebagai virus corona yang ditularkan ke manusia dari unta dromedari (Arab) yang terinfeksi.
NeoCov adalah kerabat dekat virus penyebab infeksi saluran pernapasan Timur Tengah, MERS-CoV dan beredar di antara kelelawar.
Virus tersebut bersifat zoonosis, artinya, virus corona itu ditularkan antara hewan dan manusia, serta dapat menular melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan hewan.
Dalam penelitian yang diterbitkan pada minggu ini, para ilmuwan Wuhan memperingatkan kan bahwa NeoCov atau Neo Covid dapat menyebabkan masalah, jika ditularkan dari kelelawar ke manusia.
Virus corona tersebut, tampaknya tidak dinetralisir oleh antibodi manusia yang dilatih untuk menargetkan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, maupun MERS-CoV.
Studi para ilmuwan China yang mengidentifikasi virus ini sebagai Neo Covid menunjukkan, bahwa ada potensi ancaman NeoCov coronavirus menginfeksi manusia, tetapi sejauh ini tidak ada bukti ada indikasi seberapa menular atau fatalnya virus tersebut.
Tes laboratorium juga menunjukkan bahwa kemampuan virus NeoCoV untuk menginfeksi sel manusia buruk.
"Kita perlu melihat lebih banyak data yang mengonfirmasi infeksi pada manusia dan tingkat keparahan yang terkait sebelum menjadi cemas," kata Profesor Lawrence Young, ahli virus di Universitas Warwick, mengatakan kepada The Independent.