Studi tersebut menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein dalam jumlah kecil dapat meningkatkan fungsi paru-paru hingga 4 jam.
Para penulis mencatat bahwa kafein sangat mirip secara kimiawi dengan obat yang disebut teofilin, yakni obat yang digunakan dokter sebagai bronkodilator untuk membuka saluran udara di paru-paru.
Karena efek kafein ini, orang harus memberi tahu dokter jika mereka baru saja mengonsumsi kafein sebelum melakukan tes fungsi paru-paru, seperti spirometri.
Minuman dengan vitamin D
Sebuah studi tahun 2016 mencatat bahwa anak-anak dan orang dewasa dengan kadar vitamin D rendah lebih mungkin mengalami gejala asma.
Sebaliknya, mereka yang memasukkan vitamin D dalam makanan cenderung tidak memerlukan rawat inap karena asma.
Susu sapi yang diperkaya atau susu nabati mungkin mengandung vitamin D, yang dapat membantu mencegah serangan asma dalam beberapa kasus.
Air
Dehidrasi dapat membuat seseorang lebih mungkin mengalami gejala asma.
Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa dehidrasi mengurangi aliran darah ke kulit dan mempengaruhi seberapa efisien jantung bekerja.
Olahraga mengurangi hidrasi saluran napas yang meningkatkan risiko penyempitan saluran udara penyebab gejala asma.