Varian Mu saat ini diklasifikasikan sebagai variant of interest (VoI), yang merujuk pada varian virus SARS-CoV-2 yang secara genetik mampu memengaruhi karakter virus itu sendiri.
Beberapa karakter yang bisa berubah di antaranya adalah kemampuan penularan, tingkat keparahan penyakit yang disebabkan, pelepasan kekebalan, bahkan mampu menghindari diagnostik serta pengobatan.
Untuk itu, varian Mu dikabarkan memiliki kemampuan yang menunjukkan dirinya bisa lebih tahan terhadap vaksin.
Akibat hal tersebut, pemerintah Indonesia melakukan antisipasi, jikalau varian Mu sampai masuk di Tanah Air.
Menurut epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Riris Andono Ahmad, tidak menutup kemungkinan bahwa varian Mu masuk ke Indonesia.
Pasalnya, kemungkinan varian baru muncul dan masuk ke Indonesia akan selalu ada selama pandemi Covid-19 masih terjadi.
(Kemungkinannya) Pasti ada," kata Riris seperti dikutip dari Kompas.com, Sabtu (4/9/2021).
Atas dasar inilah, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso menyiapkan strategi menghadapi gelombang ketiga.
Menurutnya, Bappenas diberi mandat dan ditugasi oleh negara untuk menyusun dan harus mempertimbangkan hal tersebut.
Kendati demikian, pemerintah berharap penularan gelombang ketiga bisa diantisipasi jika masyarakat patuh menjalani protokol kesehatan.
"Gelombang ketiga, kita harapkan tidak terjadi. Sekarang yang menjadi concern (pemerintah) sudah ada untuk mengantisipasi varian Mu," jelas Suharso.