Dalam perjuangannya melawan penyakit itu, Mujiyani harus menjalani kemoterapi setiap dua minggu sekali.
Terapi itu dijalani di salah satu Rumah Sakit swasta di Kota Solo.
Terlebih, saraf tulang ekor yang mengalami gangguan, yang membuat bagian tubuh bawahnya tak bisa digerakkan.
Ia pun mengaku, bila kakinya terkena sentuhan sedikit saja, sakitnya luar biasa.
"Bisanya ya cuma gini, setiap hari apa-apa diurus suami saya. Maka dari itu, suami terpaksa berhenti bekerja." jelasnya menambahkan.
Memang, suami dia harus terpaksa berhenti bekerja, sebab dia hanya tinggal berdua di rumahnya.
Sebelumnya, Suratmanto (suami) bekerja di salah satu toko bangunan di Wonogiri.
Mujiyani juga menambahkan bahwa saat ini anak semata wayangnya bekerja di daerah Cikarang, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
"Anak saya sekarang yang jadi tulang punggung keluarga, mau gimana lagi, suami sudah nggak bisa bekerja," kata dia.
Maka dari itu, seluruh kebutuhan pokok setiap hari hanya mengandalkan kiriman dari anaknya yang merantau.
Uang kiriman itu digunakan untuk kebutuhan makan, minum dan juga membeli kebutuhan pokok lainnya, misalnya popok dewasa.