"Oleh sel otot, 'resep' dari vaksin diubah menjadi protein S (spike), kemudian dikeluarkan dari sel otot," jelas Tonang.
"Sel dendritik sendiri dapat juga langsung menangkap vaksin, memproduksi protein S di dalamnya. Selanjutnya sel dendritik membawanya ke limfonodi," lanjut Tonang.
Efek samping bersifat sementara
Vaksinasi dosis ketiga bagi tenaga kesehatan di Bali dimulai Senin (2/8/2021) hari ini.
Menurut Tonang, karena adanya produksi protein S oleh sel otot ini, aktivitas sel-sel fagosit menjadi terpicu.
"Akibatnya, makin banyak sel-sel imunitas bawaan ke lokasi penyuntikan. Terjadilah pembengkakan, kemerahan, dan nyeri," jelas Tonang.
Ia mengatakan, efek samping tersebut seharusnya hanya berlangsung sementara.
Sebab, setelah protein S terbawa ke limfonodi, kondisi akan berangsur pulih.
Setelah itu, tubuh akan memulai proses pembentukan antibodi.
"Masyarakat umum mulai banyak yang mendapatkan vaksinasi Moderna. Wajar bila hampir semua merasakan peradangan, bengkak, dan nyeri di tempat suntikan ini," jelas Tonang.
Baca Juga: 2 Kelompok Ini Disebut Rentan Terkena Covid Meski Sudah Divaksin, Ini Kata WHO