GridHype.ID - Dampak dari adanya pemanasan global memang tak main-main.
Akibat dari pemanasan global ini banyak menimbulkan bencana alam.
Terlebih kini Asia Tenggara dilanda gelombang panas.
Dilansir dari Kompas.com, Ilmuwan memprediksi frekuensi dan intensitas peristiwa ekstrem, seperti gelombang panas akan bertambah di masa depan seiring meningkatnya suhu rata-rata global, atau pemanasan global.
Namun tak hanya itu saja, menurut The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) Fifth Assessment Report (AR5) peningkatan suhu rata-rata itu diperkirakan lebih menonjol di daerah tropis dan subtropis daripada di lintang tengah.
Ini menyiratkan bahwa Asia Tenggara mungkin akan lebih terdampak akibat pemanasan global dibandingkan wilayah Asia lainnya.
Mengutip Phys, Rabu (28/7/2021) Dong Zizhen dan Prof. Wang Lin dari Institute of Atmospheric Physics (IAP) of the Chinese Academy of Sciences, China, melakukan studi mengenai gelombang panas di Asia Tenggara.
Penelitian yang berdasarkan pada hasil Community Earth System Model Large Ensemble itu kemudian memperkirakan dampak pemanasan global ini, maka gelombang panas akan lebih sering terjadi.
Tak hanya itu, orang nomor di Amerika Serikat ini bahkan mengatakan bahwa Jakarta akan tenggelam dalam kurun waktu 10 tahun.
Awalnya dalam pidatonya di Kantor Direktur Intelijen Nasional, Selasa (27/7/2021), Presiden Amerika Serikat (AS) menyinggung bahaya pemanasan global.
Dalam pidatonya tersebut, dia mengingatkan kembali mengenai perubahan iklim dan pemanasan global yang bisa saja mengubah doktrin strategis nasional.