"Prakualifikasi WHO untuk biosimilar Trastuzumab adalah berita baik bagi wanita di mana-mana," kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.
" Perempuan di banyak budaya menderita ketimpangan gender dalam hal mengakses layanan kesehatan.
Di negara-negara miskin, ada beban tambahan karena kurangnya akses ke pengobatan bagi banyak orang, dan tingginya biaya pengobatan.
Baca Juga: Lima Mitos Tentang Bra yang Tak Perlu Kamu Percaya, Dari Efek Hingga Cara Merawatnya
Perawatan kanker payudara yang efektif dan terjangkau harus menjadi hak bagi semua wanita, bukan hak istimewa beberapa orang," tambahnya.
Beberapa biosimilar dari Trastuzumab telah tersedia di pasaran dalam beberapa tahun terakhir, tetapi tidak ada yang sebelumnya telah dikualifikasi oleh WHO.
Prakualifikasi WHO memberi negara jaminan bahwa mereka membeli produk kesehatan yang berkualitas.
"Kita perlu bertindak sekarang dan berusaha menghindari kematian yang lebih dapat dicegah," kata Dr. Mariangela Simao, asisten direktur jenderal WHO untuk Obat-obatan dan Produk Kesehatan.
"Ketersediaan biosimilar telah menurunkan harga, membuat perawatan inovatif bahkan lebih terjangkau dan mudah-mudahan tersedia untuk lebih banyak orang," tambahnya.
(*)