Semua virus RNA selalu bermutasi dan menimbulkan jenis baru yang lebih kuat dari sebelumnya.
“Semua virus RNA bermutasi dari waktu ke waktu, beberapa lebih dari yang lain. Misalnya, virus sering berubah, itulah sebabnya dokter menyarankan Anda mendapatkan vaksin flu baru setiap tahun,” ujarnya.
Dikutip dari Youtube KompasTV, virus yang menyerang manusia sebagai inangnya dapat merusak dan menguasai sel yang ditempelinya.
Tak hanya itu, virus juga menduplikasi diri untuk bertahan di dalam tubuh manusia.
Diketahui bahwa setiap virus memiliki informasi genetik, infomasi genetic yang dimiliki oleh hasil duplikat virus rupanya tak selalu sama.
Hal tersebut yang kemudian dinamakan dengan mutasi.
Mutasi inilah yang dapat menciptakan virus varian baru dan memiliki kemungkinan untuk menjadi lebih berbahaya.
Menurut Amin Soebandrio, Kepala Lembaga EIJKMAN mengatakan bahwa sekitar 4-5 persen kemungkinan mutasi membuat virus menjadi lebih kebal.
Meski cenderung memiliki kemungkinan yang sangat kecil, namun perlu diingat bahwa virus hasil mutasi tersebut adalah jenis yang terpilih.
Baca Juga: Catat! Berikut Daftar Obat untuk Covid-19 yang Diizinkan oleh BPOM, Ivermectin Tak Masuk
“Kita mesti ingat yang 4-5 persen itu adalah yang terpilih. Jadi istilahnya crime of the crime,” ujarnya.