Dikutip dari Kompas.com (19/6/2021), Andi meluruskan bahwa Matahari bukan terbit dari arah Utara, namun timur-timur laut (arah di antara timur dan timur laut).
“Narasinya berlebihan. Sebenarnya tidak tepat di utara ataupun timur laut, melainkan di antara arah timur dan timur laut,” ujarnya saat dikonfirmasi Tim Cek Fakta Kompas.com pada Jumat (18/6/2021).
Pihak LAPAN juga menjelaskan secara detil bagaimana peristiwa tersebut dapat terjadi.
Ketika Matahari berada di belahan Utara, yaitu antara 22 Maret hingga 22 September, maka bisa dipastikan Matahari dapat terbit di arah Timur hingga Timur-timut Laut dan terbenam di Barat hingga Barat-barat Laut.
Andi juga menjelaskan bahwa peristiwa tersebut bakal terjadi selama beberapa hari di wilayah Jeneponto.
Perisitiwa tersebut tak hanya terjadi di Jeneponto saja, namun di seluruh wilayah Indonesia.
Hal tersebut dilantari posisi Indonesia yang terletak di antara 6 derajat Lintang Utara hingga 11 derajat Lintang Selatan.
Pihak LAPAN mengimbau agar masyarakat lebih kritis saat menghadapi fenomena tersebut.
Fenomen tersebut adalah hal yang wajar terjadi setipa tahun menjelang Solstis (titik balik matahari).
Dengan demikian, masyarakat tidak perlu khawatir dengan berbagai pemberitaan yang beredar dan belum tentu kebenarannya.