Ketika itu, Durov mengatakan 25 juta pengguna baru di antaranya bergabung ke Telegram hanya dalam kurun waktu 72 jam.
Pengguna baru berasal paling banyak berasal dari wilayah Asia dan Eropa. Membludaknya pengguna baru Telegram agaknya merupakan buntut dari pembaruan kebijakan layanan dan privasi pesaingnya, WhatsApp.
Hal ini juga terlihat dari aporan beberapa firma riset aplikasi.
Seperti Sensor Tower yang mengatakan WhatsApp mengalami penurunan jumlah unduhan yang signifikan, yakni hingga 11 persen pada minggu awal Januari 2021, dibandingkan periode sebelumnya.
Firma riset aplikasi App Annie juga melaporkan terjadi penurunan peringkat WhatsApp di daftar aplikasi terpopuler, baik di Android dan iOS.
App Annie menyebut jumlah unduhan WhatsApp pada pertengahan Januari lalu saat kebijakan baru ini diumumkan, menempati peringkat ke-38 di Amerika Serikat dan peringkat ke-10 di Inggris.
Peringkat ini tercatat lebih rendah dari periode sebelumnya.
(*)