E484K juga disebut sebagai "Escape Mutation", karena bisa membantu virus lolos dan tidak terdeteksi antibodi tubuh.
Senada dengan itu, peneliti Harvard University dari Amerika Serikat, Alejandro Balazs menyebut, virus “Eek” ini bisa melawan balik antibodi dari vaksin Covid-19.
"Temuan kami menunjukkan bahwa varian E484K mungkin lebih sulit untuk dinetralkan oleh antibodi yang diciptakan oleh vaksin,” ungkap Balazs, dikutip dari Reuters.
Belum ada hasil penelitian yang dapat memastikan apakah vaksin yang saat ini sudah tersedia mampu mengatasi infeksi virus corona dengan varian E484K.
Meski begitu, ia tetap menyarankan vaksinasi Covid-19 untuk menghindari gejala parah dari varian baru itu.
“Penting untuk mempertimbangkan bahwa vaksin meningkatkan kekebalan tubuh yang dapat melindungi dari penyakit parah,” kata Balazs.
Para ilmuwan juga mengatakan vaksin dapat didesain ulang dan disesuaikan agar efektif digunakan mengatasi varian baru.
Tim Oxford AstraZeneca, misalnya, saat ini tengah meng-update vaksin mereka agar lebih efektif melawan mutasi yang terlihat dan jenis itu dapat tersedia pada musim gugur tahun ini.
(*)