Follow Us

Sepele tapi Berefek Besar, IDI Anjurkan Semua Jendela Ruangan untuk Selalu Dibuka di Masa Pandemi Corona Ini, Kenapa?

Ruhil Yumna - Jumat, 12 Maret 2021 | 15:15
Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)

Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih

Baca Juga: Terpapar dengan Cara Tak Terduga, Rina Nose Ngaku Dinyatakan Positif Covid-19 Usai Tersedak Nasi

Ukuran aerosols virus terbanyak (0.5 hingga 5 pm) adalah ukuran paling lazim terhirup napas.

Penularan dapat terjadi tanpa disadari karena data global 1 dari 3 orang bisa bersifat asimptomatik / pre-symptomatik (tidak bergejala, tetapi mempunyai kemampuan menyebarkan virus sama dengan orang terinfeksi yang bergejala).

"Apabila ada seseorang yang terinfeksi baik bergejala maupun tidak bergejala, secara tidak disadari mengembuskan napas pun dapat menyebarkan virus," tuturnya.

Dilaporkan, saat orang terinfeksi akan menyebarkan virus dengan rata-rata penularan terjadi 35% dari droplet (terutama jarak dekat), 57% dari inhalasi (microdroplet), dan hanya 8.2% dari kontak.

Pada keadaan ruangan yang tertutup, di mana udara berputar-putar, atau transmisi pada ruang konferensi dengan udara AC yang berputar-putar, maka berpotensi menjadi masalah.

Oleh karena itu, sistem ventilasi pada umumnya saat ini adalah dengan menggunakan AC central, dengan sirkulasi udara yang buruk dan kurang cahaya ultraviolet, maka virus SARS-CoV-2 dapat bertahan hidup hingga 3 jam dalam ruangan.

Faktor lain seperti iklim, cuaca, suhu, kelembaban dan sinar matahari juga mempengaruhi penyebarannya.

Baca Juga: Menuju Kehidupan Normal Usai Diserang Virus Corona, Sekolah di Inggris Akan Dibuka Kembali

"Jadi jika ruangan yang tidak bisa membuka jendela harus mengunakan pembersih udara (air purifier), yang dapat menyaring dan membunuh virus 99,9%."

"Sehingga kegiatan sekolah, kantor, tempat usaha dapat kembali aktif," jelas dr Daeng

IDI Minta Masyarakat Waspadai Penyebaran Varian Baru Virus Corona N439K

Source : Wartakota, Kompas

Editor : Hype

Baca Lainnya

Latest