Hal ini diakibatkan pendapatan para orang tua yang terhenti akibat diberhentikan dari pekerjaan atau gelombang phk yang begitu besar.
Peneliti Senior The SMERU Research Institute, Athia Yumna mengatakan, anak-anak jadi salah satu kelompok yang kehilangan banyak hal selama masa krisis ini.
Meskipun tidak banyak disorot lantaran bukan masuk dalam golongan rentan terjangkit Covid-19.
Baca Juga: Angin Segar di Tengah Pandemi, Bansos Rp 300 Ribu Cair Bulan Ini, Yuk Segera Dicek
Riset The SMERU Research Institute dilakukan pada sampel 12.000 lebih rumah tangga pada Oktober-November 2020.
Athia memaparkan, sekitar 3 dari 4 rumah tangga yang memiliki anak mengalami penurunan pendapatan.
Penelitiannya itu mendekatkan pada indikator kemiskinan anak yang dapat meningkat jika pemerintah menyetop program bantuan sosial (bansos) untuk rumah tangga pada tahun ini.
"Penelitian Unicef sudah memperkirakan sejak beberapa bulan lalu. Akan ada lebih dari 2 juta anak akan jatuh ke jurang kemiskinan bila bantuan sosial untuk rumah tangga dihentikan pada tahun ini, pada 2021," kata Athia dalam sesi webinar berjudul Analisis Dampak Sosial dan Ekonomi Pandemi Terhadap Rumah Tangga di Indonesia, Kamis (4/3/2021).
Athia dalam paparan hasil risetnya, mengungkapkan bahwa penyaluran bansos telah banyak membantu meringankan beban rumah tangga dalam masa yang sulit ini.
Sebab bansos tunai maupun sembako adalah bantuan yang sifatnya mendesak, sehingga pemanfaatannya dilakukan seketika itu juga.