Weng Tsai-chin, ketua Kuil Yanshui Wu, mengatakan pada tahun-tahun sebelumnya sebanyak 200.000 orang datang ke festival tersebut.
“Meskipun Anda tidak melihat terlalu banyak orang di sini, ada banyak orang yang menonton siaran langsung di malam hari,” katanya.
Acara ini disebut Festival Kembang Api Sarang Lebah karena pada saat bersamaan ribuan roket diluncurkan di sepanjang jalan yang menciptakan raungan besar sehingga terdengar seperti lebah.
Festival ini dimulai pada akhir abad ke-19 selama wabah kolera, ketika kembang api dinyalakan untuk mengusir penyakit, dengan penduduk memohon kepada dewa perang untuk membantu mereka saat krisis.
“Banyak orang mendukung festival untuk dilanjutkan tahun ini dan kami tidak bisa berhenti mengadakan festival,” kata warga Ah Hsien, 18.
Baca Juga: Usai Penyelidikan WHO di Wuhan Berakhir, Perdebatan AS dan China atas COVID-19 Justru Berlanjut
“Kami khususnya perlu mengadakannya sekarang selama pencegahan epidemi. Ini adalah budaya untuk menghilangkan wabah," pungkasnya.
(*)