Asep juga menyebutkan bahwa fenomena hujan es tersebut baru pertama kali terjadi dengan cakupan luas di sejumlah wilayah.
Baca Juga: Dikabarkan Menikah Lagi, Meggy Wulandari Ungkap Perasaannya: Aku Cocok sama Dia
Menurut Asep, pertumbuhannya sangat masif meski secara historis hujan es sering terjadi di wilayah Bogor lantaran faktor orografis yang menyebabkan awan Comulunimbus sangat berpotensi tumbuh.
"Tapi baru sekarang skala pertumbuhan di wilayah yang terdampak hujan es begitu luas dan masif. Jadi ya ini bisa dibilang yang pertama terjadi karena meliputi area yang cukup luas (12 kecamatan)," ujar dia.
Asep menjelaskan, hujan es atau "hail" ini disebabkan oleh uap air yang terkondensasi melebihi titik jenuhnya.
" Hujan es (hail) berasal dari butiran hujan super jenuh. Biasanya terjadi ketika hujan dari awan Comulunimbus," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hujan Es di Bogor, Terdengar Seperti Lemparan Batu, Atap Rumah Sampai Bolong, BMKG: Tanda Pancaroba
(*)