Pekerjaannya sebagaimafia narkoba pernah membuat ia dan keluarganya terpaksa bersembunyi dari pihak berwenang di sebuah tempat persembunyian di gunung.
Dia menyadari bahwa putrinya Manuela mengalami hipotermia, dan dia tidak ragu untuk membakar tumpukan uang senilai Rp20 miliar untuk membuatnya tetap hangat.
'Raja Kokain', yang tumbuh di tengah kemewahan dan kekerasan narkotika, juga menggunakan api itu untuk memasak.
Kartel Escobar memasok 80% dari kokain dunia dan menghasilkan sekitar Rp5.000 triliun pendapatan per minggunya.
Escobar mencapai puncak karier kriminalnya pada tahun 1989 ketika ia menduduki peringkat orang terkaya ke-7 di dunia oleh majalah Forbes.
Dia sangat dihormati oleh banyak orang di kota asalnya, Medellin, terutama oleh orang miskin.
Sebagai individu yang karismatik, hubungannya dengan masyarakat begitu alami dan bekerja untuk menciptakan niat baik di antara orang-orang miskin di Kolombia.
Escobar, kepala Kartel Medellin yang terkenal kejam, ditembak mati pada Desember 1993 ketika ia berusaha melarikan diri dari polisi.
Pada 2 Desember 1993, pasukan keamanan Kolombia — menggunakan teknologi AS — menemukan Escobar yang bersembunyi di sebuah rumah di bagian kelas menengah Medellin.Blok Pencarian pindah, melakukan pelacakan posisi, dan berusaha untuk menahannya.Namun Escobar membalas, dan terjadi baku tembak.
Escobar akhirnya ditembak mati ketika ia berusaha melarikan diri di atap.
Meskipun ia juga tertembak di badan dan kaki, luka fatal itu melewati telinganya, membuat banyak orang percaya bahwa Escobar melakukan bunuh diri.
Sekitar 25.000 orang hadir dalam upacara penguburannya.
Escobar masih diingat oleh kaum miskin Medellin sebagai dermawan.
Dia telah menjadi subyek banyak buku, film, dan serial televisi, termasuk "Narcos" dan "Escobar: Paradise Lost."Banyak orang tetap terpesona oleh penjahat utama, yang pernah memerintah salah satu kerajaan narkoba terbesar dalam sejarah. (*)