GridHype.ID - Angka kasus pasien terinfeksi virus Covid-19 terus melonjak.
Ibukota Jakartapun mulai memberlakukan lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Hal ini semat-mata untuk menghindari terjadinya penyebaran covid-19 semakin meluas.
Menjaga jarak dengan orang lain setidaknya sejauh dua meter telah menjadi bagian dari protokol kesehatan yang diterapkan untuk membatasi penyebaran Covid-19.
Sayangnya, jarak dua meter ini pada kondisi tertentu mungkin tidak selalu cukup untuk menekan penyebaran virus.
Direktur Fluid Dynamics of Disease Transmission Laboratory di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Lydia Bourouiba mengatakan, aturan jaga jarak dua meter sebetulnya merupakan sains yang sudah ketinggalan zaman.
Lydia dan para koleganya menulis sebuah paper yang dipublikasikan beberapa waktu lalu di jurnal medis BMJ.
Melalui jurnal tersebut, mereka menjabarkan alasan jaga jarak dua meter belum cukup untuk menurunkan risiko penyebaran virus.
Asal aturan dua meter
Aturan jaga jarak dua meter, atau sekitar enam kaki, berasal dari tahun 1800-an ketika ilmuwan Jerman Carl Flügge menemukan bahwa patogen hadir dalam tetesan besar yang dikeluarkan dari hidung dan mulut.