"ISIS memang sangat ingin menangkap saya, lalu menjadikan saya budak seks,” ungkapnya kepada Daily Mail.
Informasi keganasan sniper Joanna tampaknya sengaja dihembuskan untuk menurunkan moral pejuang garis keras ISIS.
Di lain pihak, informasi ini juga memancing berbagai media di Eropa untuk menguak kisah perjuangannya.
Baca Juga: Kisah Nadia Murad, yang Dijadikan Budak Seks Isis dan Diperkosa di Depan Ribuan Orang
Kesempatan muncul ketika badan intelijen Denmark (P.E.T) menangkap Joanna pada Desember 2016.
Nick Fagge dan Lara Whyte dari Daily Mail Online berhasil mewawancarai The Most Wanted Woman Sniper ini tak lama setelah dibebaskan dari penjara akhir Januari lalu. P.E.T. bermaksud “mengamankan” sang sniper, tapi pihak kejaksaan tampaknya tak mau ambil risiko.
Artikel ini pernah tayang di Grid.ID dengan judul Sosok Sniper Cantik yang Ditakuti ISIS, Ulahnya Habisi 100 Tentara Membuatnya Diburu dengan Imbalan Rp13 Miliar(*)